Selamat Datang di Gereja Paroki St Yosef Duri . . . . . Welcome to St Yosef Parish Church Duri - INDONESIA
Selamat Datang dan Terima kasih telah mengunjungi situs Gereja Katolik Paroki St.Yosef - Duri, Riau Indonesia. Menjadi Gereja yang Mandiri dan Berbuah, itulah Visi dan Misi Gereja Paroki St Yosef Duri, oleh karena itu peran serta aktif umat dalam pewartaan adalah sesuatu yang sangat diperlukan, untuk itu apabila Saudara-Saudari berminat untuk menyumbangkan pikiran, tenaga, ketrampilan, pengetahuan, dana, waktu dan bantuan apapun termasuk komentar dan usulan, silahkan hubungi kami di: gerejaparokistyosef@gmail.com.

Prihatin dengan radikalisme, KWI kunjungi menteri agama

22/03/2016
Prihatin dengan radikalisme, KWI kunjungi menteri agama thumbnail
Sejumlah Pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menemui Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. (Foto:kemenag.go.id)

Sejumlah Pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menemui Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin guna menyampaikan keprihatinannya atas marak dan berkembangnya radikalisme di Tanah Air.
“Beberapa kejadian seperti gagalnya pemutaran film dokumenter tentang Borobudur, di beberapa tempat karena didemo, rusuhnya pendirian rumah ibadah, bahkan kurangpahamnya beberapa kepala daerah tentang undang-undang pendirian rumah ibadah dan lain sebagainya, menambah keprihatinan kami,” kata Sekretaris Eksekutif KWI Romo YR Edy Purwanto, di Kantor Kementerian Agama, akhir pekan lalu.
Menurut Romo Edy, jika pada 1970-an dan 1980-an masyarakat bisa hidup rukun, saling mengerti dan memahami, bahkan ada juga yang merayakan hari besar keagamaan secara bersama, sekarang hal seperti itu jarang ditemui. Bahkan radikalisme kini sudah masuk ke dalam dunia mahasiswa.
“Ada penelitian dari LIPI, 34 persen yang diwawancarai, menyetujui tindakan-tindakan anarkis, 14 persen sepakat dengan bom di Thamrin beberapa waktu lalu,” kata Romo Edy seperti dikutip darikemenag.go.id.
“Harapan kami, Kemenag melakukan FGD, utamanya bagi masyarakat yang peduli dan punya data-data tentang kerukunan, jadi bisa dilihat dari berbagai perspektif. Seakan, kini, ada semacam institusionalisasi radikalisme,” tambahnya.
Menag Lukman juga melihat adanya kecenderungan naiknya radikalisme, namun belum pada tataran institusionalisasi radikalisme. Menurutnya, saat ini banyak faham dari luar Indonesia yang sebenarnya tidak sesuai dengan jati diri bangsa, dan ini dengan mudah masuk, melalui dunia digital.
Kementerian Agama, kata Menag, serius dalam ikut menangani radikalisme. Kemenag telah melakukan sejumlah program, antara lain melakukan pilot project di bidang pendidikan untuk guru-guru agama lintas agama agar mampu berperan aktif dalam meredam radikalisme. Kemenag juga telah berkoordinasi dengan Kemendagri dan Kapolri dalam penanganan radikalisasi.
“Harapan kami, para kepala daearah, sebelum dilantik, dibekali beberapa hal yang berhubungan dengan agama dan keagamaan. Karena sering kali, radikalisme disusupi kepentingan politik. Ini harus kita minimalisir,” kata Menag.
“Sedang dengan Kapolri, kami berharap, aparat keamanan yang mewakili negara, bisa bergerak tegas untuk menunjukkan kahadiran negara dalam melindungi dan melayani masyarakat,” tambanya.
Ikut dalam rombongan KWI, Romo G Suprapto (sekretaris eksekutif Komisi Kerawam KWI) dan Romo Agus Ulahayanan (sekretaris eksekutif Komisi HAK KWI). Sementara Menag didampingi Dirjen Bimas Katolik Eusabius Binsasi dan Direktur Urusan Agama Katolik SP Simbolon.

Sumber: http://indonesia.ucanews.com/2016/03/22/prihatin-dengan-radikalisme-kwi-kunjungi-menteri-agama/

No comments:

Post a Comment