Selamat Datang di Gereja Paroki St Yosef Duri . . . . . Welcome to St Yosef Parish Church Duri - INDONESIA
Selamat Datang dan Terima kasih telah mengunjungi situs Gereja Katolik Paroki St.Yosef - Duri, Riau Indonesia. Menjadi Gereja yang Mandiri dan Berbuah, itulah Visi dan Misi Gereja Paroki St Yosef Duri, oleh karena itu peran serta aktif umat dalam pewartaan adalah sesuatu yang sangat diperlukan, untuk itu apabila Saudara-Saudari berminat untuk menyumbangkan pikiran, tenaga, ketrampilan, pengetahuan, dana, waktu dan bantuan apapun termasuk komentar dan usulan, silahkan hubungi kami di: gerejaparokistyosef@gmail.com.

Orang Kristen menjadi kelompok teraniaya paling banyak di dunia

26/04/2017

Seorang polisi Pakistan berjalan dekat lokasi ledakan bom bunuh diri yang menargetkan keluarga Kristen di sebuah taman terbuka di Lahore, 28 Maret, 2016. (Arif Ali/AFP)
Ketika berbicara tentang penganiayaan berbasis agama, orang-orang Kristen menjadi kelompok yang paling menjadi target di seluruh dunia, demikian sebuah laporan yang dikeluarkan pekan lalu.
Laporan bertajuk “Di Bawah Pedang Caesar” yang merupakan proyek gabungan Universitas  Notre Dame dan Pusat Kebebasan Beragama Berkley Center di Universitas Georgetown , dipublikasikan tanggal 20 April di Washington D.C.
Laporan itu tidak hanya mendokumentasi penganiayaan terhadap umat Kristen di seluruh dunia, tapi juga tentang bagaimana mereka menanggapi penganiayaan.
“Orang-orang Kristen menjadi kelompok yang menjadi target utama,” kata laporan tersebut seperti dilansir Catholic News Agency.
Ada tiga jawaban yang lazim dari komunitas-komunitas Kristen terhadap kekerasan yang mereka alamai seperti: bertahan hidup, strategi untuk berbaur, dan konfrontasi, meskipun jawaban yang terakhir tidak lazim.
Bertahan hidup mencakup pilihan kelompok-kelompok Kristen untuk bertahan di mana mereka berada meskipun mengalami penganiayaan, misalnya kelompok minoritas di Iraq dan Syria, berkumpul secara rahasia untuk berdoa seperti gereja bawah tanah di Cina atau mempertahankan hubungan dengan rejim yang berkuasa.
Komunitas-komunitas Kristen juga menggunakan ‘strategi asosiasi’ dengan membangun hubungan dengan lembaga-lembaga non pemerintah atau kelompok internasional seperti PBB, atau memperkuat hubungan sosial mereka di negara mereka tinggal melalui layanan sosial atau menerapkan strategi memaafkan.
Contohnya Kristen Koptik dan Muslim di Mesir yang berusaha bersama-sama untuk saling melindungi gereja dan masjid dari kekerasan tahun 2011.
“Tanggapan orang Kristen terhadap penganiayaan hampir selalu tanpa kekerasan, dengan sedikit pengecualian, tidak melibatkan aksi terorisme,” demikian laporan tersebut.
Beberapa dari kelompok Kristen yang sangat teraniaya terjadi di negara-negara yang terisolasi dan tertutup terhadap penelitian dari luar, misalnya Korea Utara, Eritrea, Somalia, dan Yaman.
Orang-orang Kristen di seluruh dunia berusaha untuk menerapkan dialog, membangun hubungan yang baik dengan kelompok lain dalam masyarakat, dan tanpa kekerasan, lanjut laporan tersebut.

Pro dan kontra seputar rencana pembangunan patung Yesus di Papua

28/04/2017

Patung Kristus Raja di Dili, Timor-Leste
Rencana pemerintah Provinsi Papua untuk membangun patung Yesus dengan anggaran sekitar Rp 300 miliar sampai Rp 500 miliar tidak sepenuhnya mendapat persetujuan dari DPR Papua.
Anggota Komisi IV DPRP bidang infrastruktur, Yan P Mandenas, mengatakan kepada detikcom bahwa pembangunan patung bukan hal urgent. Apalagi saat ini sudah ada patung serupa di Pulau Mansinam, Papua Barat sebagai simbol keagamaan di tanah Papua.
“Lebih baik membangun rumah ibadah, baik Kristen maupun agama lain,” kata Yan Mandenas kepada detikcom, Selasa (25/4/2017). Yan menyebutkan, jika patung tetap dibangun, maka diharapkan dananya tak lebih dari Rp 5 miliar.
“Kita belum memastikan jumlah anggaran. Kita mesti hitung kembali karena selain patung, juga ada tambahan pembangunan museum,” kata Gubernur Papua Lukas Enembe di Jaayapura, Jumat (28/4/2017).
Menurut, Lukas Enembe, keberadaan patung Yesus dan museum yang dibangun nantinya menjadi representasi dari pekabaran Injil di Tanah Papua. Harapannya, orang yang akan berkunjung dapat melihat secara langsung parade sejarah pekabaran injil di Tanah Papua yang ditampilkan di museum tersebut.
“Kita tentu ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat Papua dengan pembangunan monumental ini. Patung ini tentu diharapkan bisa lebih (bagus dan megah) dari patung di Rio De Janeiro Brazil,” ujar Lukas.
Sebelumnya diberitakan, kabar pembangunan patung disampaikan Kepala Dinas PU Provinsi Papua, Djuli Mambaya. Mambaya menyebutkan pemprov mengusulkan dana sekitar Rp 300-Rp 500 milliar membangun patung Yesus Kristus di lahan seluas 6 hektar. Patung ini akan didirikan di Puncak Gunung Swajah, Kampung Kayu Batu, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura.
Patung tersebut memiliki tinggi sekitar 50-67 Meter untuk bodinya, sedangkan landasannya sekitar 100 meter.
Sumber: Ucanews