Selamat Datang di Gereja Paroki St Yosef Duri . . . . . Welcome to St Yosef Parish Church Duri - INDONESIA
Selamat Datang dan Terima kasih telah mengunjungi situs Gereja Katolik Paroki St.Yosef - Duri, Riau Indonesia. Menjadi Gereja yang Mandiri dan Berbuah, itulah Visi dan Misi Gereja Paroki St Yosef Duri, oleh karena itu peran serta aktif umat dalam pewartaan adalah sesuatu yang sangat diperlukan, untuk itu apabila Saudara-Saudari berminat untuk menyumbangkan pikiran, tenaga, ketrampilan, pengetahuan, dana, waktu dan bantuan apapun termasuk komentar dan usulan, silahkan hubungi kami di: gerejaparokistyosef@gmail.com.
Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Sabtu 4 Maret 2017 

HARI SABTU SESUDAH RABU ABU (U)
Santo Kasimirus; Beata Humbelina
Santo Lusius, Paus; Beata Placida
Bacaan I: Yes. 58: 9b–14
Mazmur: 86:1–2.3–4.5–6; R:11a
Bacaan Injil: Luk. 5:27–32
Sekali peristiwa Yesus melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: ”Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: ”Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: ”Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
Renungan
Bacaan hari ini memperlihatkan dua tujuan pantang-puasa yang bisa direfleksikan bersama: Pertama, belajar untuk mengendalikan diri sendiri sehingga tidak semena-mena kepada sesama. Yesaya mengajak kita untuk membuka hati dan berlaku baik kepada sesama, membantu atau memberikan solusi terbaik bagi kebutuhan sesama yang menderita, sekaligus mengurangi kejahatan. Itulah yang membuat usaha mati-raga kita berkenan kepada Allah.
Kedua, memiliki sikap lepas-bebas untuk mengikuti Yesus. Lewi, si pemungut cukai, berani meninggalkan segalanya, pekerjaan dan hartanya, dan memilih untuk bergantung sepenuhnya pada kehendak dan rencana Tuhan saja. Seperti Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes (bdk. Mrk. 4:18-22), Lewi menunjukkan komitmen iman yang total kepada Sang Guru dan karya perutusan yang dipercayakan kepada mereka.
Kita tentu tidak ingin didahului oleh unta yang masuk melalui lubang jarum (bdk. Mrk. 10:17-27). Prapaskah melatih kita untuk selalu bersyukur atas berkat Tuhan dalam hidup ini. Rasa syukur itu membantu kita bersikap ugahari karena tahu bahwa apa yang ada pada kita adalah titipan Tuhan untuk dioptimalkan bagi kebahagiaan dan kesejahteraan bersama.
Ya Tuhan, anugerahilah aku semangat ugahari, sikap lepas-bebas terhadap harta dan kelebihan dalam diri, sehingga di Masa Prapaskah ini aku mampu menjadi penyalur rahmat dan berkat-Mu kepada sesama yang membutuhkan. Amin.

Sumber: http://penakatolik.com/2017/03/04/sabtu-4-maret-2017/



Sabda Hidup: Rabu, 22 Februari 2017








Pesta Takhta St. Petrus

warna liturgi Putih
Bacaan
Bacaan InjilMat. 16:13-19.
13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” 14 Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” 16 Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” 17 Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Renungan
ORANG sering mendapatkan paraban (sebutan khusus) dari teman-temannya. Paraban itu bisa berasal dari nama ayahnya, olok-olokan, atau karena kemiripan dengan orang tertentu, peristiwa tertentu dan lain-lain.Karena nama baru itu begitu melekat maka sering orang tidak ingat nama aslinya.
Yesus menyebut Simon dengan sebutan Petrus. Sebutan ini bukan olok-olok. Sebutan ini mempunyai makna yang mendalam dan memuat tugas perutusan Petrus. “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” (Mat 16:18). Dia adalah Petrus sang penutup lobangseol. Keberadaannya menahan orang dimasukkan ke seol.
Nama kita selalu memuat arti tertentu. Orang tua memberi nama kepada kita pun menyertakan harapannya. Seperti Petrus marilah kita mendekat pada arti yang diharapkan dari nama kita.
Kontemplasi
Pejamkan matamu. Ingatlah namamu. Renungkan artinya dan kedekatan hidupmu dengan arti tersebut.
Refleksi
Tulislah bagaimana anda menterjemahkan nama dalam hidup harianmu.
Doa
Tuhan semoga aku sungguh-sungguh dalam hidup. Semoga aku pun tidak mengabaikan harapan orang tuaku yang telah memberi nama. Amin.
Perutusan
Aku akan menjaga arti nama dalam hidup harianku. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Is)

Sumber: http://www.sesawi.net/2017/02/21/sabda-hidup-rabu-22-februari-2017/

Renungan

Renungan Hati

Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api.
Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.
Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya sendiri.
Jika kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis cantik dari USA, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis.
Jika kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter terkenal dari Perancis, tidak akan bunuh diri, akibat sebuah acara di televisi.
Ternyata, bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apapun hidupnya.
Tapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri.. mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal…
“Kalau kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu. dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka.”
“Kalau kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti di belahan lain di bumi ini akan kosong karena semua orang akan ke sana berkumpul di mana kebahagiaan itu berada .”

Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia. Jadi kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu.


Yang kita butuhkan adalah Hati yang Bersih dan Ikhlas serta Pikiran yang Jernih, maka kita bisa menciptakan rasa “Bahagia” itu kapan pun, di manapun dan dengan kondisi apapun.”

Kebahagiaan itu milik Orang-orang yang dapat Bersyukur.


Renungan

Renungan Hati

Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api.
Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.
Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya sendiri.
Jika kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis cantik dari USA, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis.
Jika kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter terkenal dari Perancis, tidak akan bunuh diri, akibat sebuah acara di televisi.
Ternyata, bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apapun hidupnya.
Tapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri.. mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal…
“Kalau kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu. dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka.”
“Kalau kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti di belahan lain di bumi ini akan kosong karena semua orang akan ke sana berkumpul di mana kebahagiaan itu berada .”

Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia. Jadi kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu.


Yang kita butuhkan adalah Hati yang Bersih dan Ikhlas serta Pikiran yang Jernih, maka kita bisa menciptakan rasa “Bahagia” itu kapan pun, di manapun dan dengan kondisi apapun.”

Kebahagiaan itu milik Orang-orang yang dapat Bersyukur.




Tidak Mencari Pujian Manusia



170 views

0
SHARE
Kamis, 10 Maret 2016
Pekan Prapaskah IV
Kel 32:7-14, Mzm 106:19-20.21-22.23; Yoh 5:31-47
Yesus bersabda, “Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku, dan kamu tidak menerima Aku. Jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.”
DALAM Injil hari ini, Yesus bersabda, “Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.” Ya Yesus tidak membutuhkan itu. Yesus tak butuh pujian manusia. Mengapa?
Yesus Kristus adalah Putra Allah, dan Ia memberi teladan istimewa bahwa kita harus memuliakan Allah dan bukan diri sendiri. Bila kita mencari pujian dari manusia dan ngotot agar diterima manusia maka sesungguhnya kita mengabaikan Allah yang nenyediakan kemuliaan bagi kita. Kita harus memurnikan niat kita dan memuliakan Allah semata melalui seluruh tindakan dan pikiran kita.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita menyembah Yesus Kristus yang memberi kita contoh sempurna memuliakan Allah semata hingga hidup abadi dianugerahkan kepada kita dan banyak jiwa-jiwa. Adorasi Abadi juga membantu kita melakukan segala sesuatu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar.
Tuhan Yesus Kristus, kami datang untuk menghabiskan waktu kami bersama-Mu karena kami ingin menyembah dan memuliakan Allah bersama-Mu. Bantulah kami tidak mencari pujian manusia, tetapi selalu memusatkan perhatian kami untuk kepentingan sesama kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

9 Oktober 2015

Bersatu Dengan Yesus, Taklukkan Tipu Daya Iblis




IBLIS pandai sekali menghasut manusia. Ditanamkannya pikiran-pikiran negatif yang membuat manusia menjadi iri hati, dengki, curiga, dan berprasangka buruk terhadap sesama, yang pada akhirnya menimbulkan perselisihan dan perpecahan di dalam keluarga, komunitas maupun di tengah masyarakat.
Agar hati kita tidak menjadi tandus dan kering dan menjadi tempat yang nyaman bagi si jahat, kita harus setia membina relasi yang akrab dengan Yesus. Jadikan Yesus sebagai pusat hidup kita dan perkenankan Dia merajai hati kita, dengan demikian kita akan dijauhkan dari segala niat dan pikiran buruk .
Mari bersatu dengan Yesus, membangun persaudaraan penuh kasih, hidup rukun dan saling mengasihi; untuk bersama-sama melangkah, menapaki jalan keselamatan.

Sumber: http://www.mirifica.net

Bunda Maria Ratu Rosario yang Amat Suci dan Bunda Segala Kemenangan

Holy Marys' help at Lepanto 
Holy Marys' help at Lepanto

Selamat Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario. Artikel ini menceritakan bagaimana orang-orang Katolik dengan berdoa Rosario memohon pertolongan dan bantuan doa dari Bunda Maria demi keselamatan Kristianitas dari invasi Kesultanan Islam Turki pada pertempuran Lepanto. Sejak pertempuran ini, Kesultanan Turki tidak mampu lagi mengadakan invasi besar-besaran ke Eropa. Selamat membaca!
==========

Pesta Bunda Maria Ratu Rosari tanggal 7 Oktober dirayakan untuk memperingati kemenangan di Lepanto (1571) ketika armada laut Katolik  mengalahkan armada Islam Turki yang mengancam pantai negara-negara Katolik di seluruh Laut Tengah. Pada waktu itu seluruh umat Katolik berdoa rosario supaya mereka dibebaskan dari ancaman musuh yang akan membunuh atau menjual mereka yang ditawan ke dalam perbudakan.

Pada masa Paus Pius V mencapai tahta St. Petrus, Gereja sedang dilanda bahaya besar dari Timur yang mengancam untuk memusnahkan Kristianitas di seluruh Eropa. Kaum Muslim sangat kuat dan agresif. Bapa Suci memberi peringatan kepada para raja dan pangeran di Eropa mengenai situasi bahaya yang sedang mengancam, namun tak seorang pun yang mempedulikannya. Di samping itu, "reformasi" Protestan semakin melemahkan kesatuan Eropa saat itu.

Ketika Jenderal La Valette yang hebat itu mempertahankan Malta dari serangan bangsa Moor, tak seorang pun yang membantunya kecuali Paus Pius V yang mengirimkan uang dari bendahara Vatikan untuk mempertahankan benteng yang penting itu. Ketika ia dikalahkan, Soliman II, Raja Turki mempersalahkan Paus dan menyatakan perang kepada Italia, mengancam akan menghancurkan setiap kota yang berada di tepi pantai.

Menghadapi ancaman demikian, Bapa Suci memerintahkan setiap Gereja di Italia untuk mengadakan devosi 40 jam. Soliman mentertawakan cara perlawanan seperti itu, tapi 3 hari kemudian, ia wafat.

Kebebasan Italia hanya singkat saja karena raja yang baru, Raja Salin dari Soti memutuskan mengekspansi  dan menjadikan Italia bagian dari kerajaannya. Kembali Bapa Suci memohon pada para penguasa di Eropa, tapi pesannya tidak juga dihiraukan dan tidak dijawab. Para utusan yang diutusnya tidak pula diterima. Hanya seorang pangeran muda dari Austria yang menjawab permohonannya. Don John dari Austria. Orang muda ini menawarkan bantuannya kepada Bapa Suci.

Meskipun Don John belum berpengalaman, Paus Pius V mengangkatnya sebagai kepala dari ekspedisi laut  (yang namanya Holy League)yang sedang dipersiapkannya untuk melawan bangsa Islam Turki dalam mempertahankan Italia.

“Pergilah anakku, karena aku tahu Tuhan akan memberimu kemenangan. Rosario akan menjadi senjata keselamatan bagi kita!”

Bapa Suci kemudian memberkati kapal-kapal dan seluruh armada diletakkan di bawah perlindungan Ratu Rosario yang Amat Suci. Semua yang ada di kapal menerima komuni kudus setiap hari dan berdoa rosario berkali-kali dalam sehari.

Para imam di Italia mengumpulkan umatnya dan semuanya diminta berdoa rosario. Paus masuk kapel pribadinya dan tinggal di sana terus-menerus.

Tahun 1571, sebuah armada Turki yang luar biasa besar berlayar menuju Eropa. Sasarannya menaklukkan Kota Abadi Roma. Dari Barat dikerahkan sebuah armada kecil yang sederhana persenjataannya. Pasukan pilihan gabungan Spanyol, Venesia, dan pasukan kepausan disiapkan di Pantai Lepanto dekat Yunani. Dalam La Real yang berbendera Spanyol, Don John dari Austria tak dapat menghindar dari kapal Turki yang membawa komando tertinggi Sultan Ali Pasha. Hari itu 7 Oktober 1571. Di dalam armada Liga Suci ini sendiri, ada seorang Laksamana bernama Andrea Doria yang memiliki devosi kepada Bunda Maria dari Guadalupe. Ia membawa sebuah relikui gambar Bunda Maria dari Guadalupe dan relikui ini dibawa dalam pertempuran.

Don John baru saja keluar ke laut lepas ketika ia bertemu dengan pasukan kapal induk Turki yang hebat : 330 kapal. Ketika kedua armada itu saling berhadapan, Don John menyuruh anak buahnya berdoa rosario. Mereka memegang senjatanya sambil berdoa rosario yang ada di tangan mereka. Mereka bahkan tetap berdoa sambil bertarung selama pertempuran memuncak. Dan sungguh amat mengherankan, arah angin yang sebelumnya melawan arah gerak Armada Katolik berbalik arah dan menghantam armada Islam Turki. Satu demi satu perahu armada Turki itu mundur dan terpukul kalah hingga tenggelam. Ketika Salin dari Sot menyadari bahwa ia sedang bertempur melawan lebih dari sekedar armada musuh yang kecil, ia melarikan diri ketakutan di hadapan Allah dan Ratu umat Katolik.

Pertempuran Lepanto yang bersejarah itu terjadi pada siang hari minggu pertama bulan Oktober. Seharusnya berita kemenangan itu baru sampai di Roma beberapa hari kemudian, tapi aneh, Paus justru yang memberi kabar ketika pada suatu pertemuan, tiba-tiba ia berkata : “marilah kita mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Allah, kemenangan sudah kita capai! Cepat kemari! Ini bukan waktunya untuk bekerja. Marilah kita bersyukur kepada Allah yang maha kuasa karena armada laut kita telah memperoleh kemenangan yang besar...!” 

Dari sudut pandang sebagai manusia, kemenangan itu adalah sesuatu yang mustahil. Waktu itu pimpinan Gereja tertinggi adalah Paus Santo Pius V. Beliaulah yang memanggil semua orang Katolik untuk memohon bantuan Bunda Allah dan menggempur surga dengan rosario tanpa henti. Umat Katolik menanggapi seruan Paus selama pertempuran berlangsung. Dalam saat-saat kritis, saat pertempuran berat sebelah dengan armada Katolik yang tak berdaya karena jumlahnya jauh amat kecil, tiba-tiba angin yang amat besar bertiup ke jurusan armada Turki. Banyak orang menyebut angin ini sebaga angin ilahi karena membantu kemenangan Armada Katolik. Armada Islam Turki yang kuat itu berantakan tenggelam, kapal pecah.

Dua minggu kemudian Don John tiba di Roma membawa berita gembira tersebut. Isinya mengenai kemenangan yang terjadi tepat pada saat Paus mengumumkannya di Roma pada tanggal 7 Oktober 1571. Satu hari penuh dipersembahkan untuk menghormati Bunda dari semua kemenangan.

Tahun berikutnya hari itu  (7 Oktober) ditetapkan menjadi pesta Ratu Rosario yang Amat Suci.

 https://www.facebook.com

Rabu, 07 Oktober 2015
Peringatan Wajib St. Perawan Maria, Ratu Rosario

 
Sebagai doa damai, rosario selalu dan akan selalu menjadi doa keluarga dan doa untuk keluarga. Ada saatnya dulu, bahwa doa ini menjadi doa kesayangan keluarga, dan doa ini yang membawa setiap anggota keluarga menjadi sekat satu sama lain…. Kita perlu kembali kepada kebiasaan doa keluarga bersama berdoa untuk keluarga-keluarga…. Keluarga yang berdoa bersama, akan tetap tinggal bersama. … Para anggota keluarga, dengan mengarahkan pandangan pada Yesus juga akan mempu memandang satu sama lain dengan mata kasih, siap untuk berbagi, untuk saling mendukung, saling mengampuni dan melihat perjanjian kasih mereka diperbaharui oleh Roh Allah sendiri.” (Rosarium Virginis Mariae, 41, Paus Yohanes Paulus II)
 

Antifon Pembuka (Bdk. Luk 1:28, 42)

Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu.

Hail Mary, full of grace, the Lord is with you. Blessed are you among women and blessed is the fruit of your womb.

  
Doa Pagi
 

Allah Bapa Yang Mahamurah, kami mengetahui dari kabar malaikat bahwa Yesus Kristus, Putra-Mu, menjadi manusia. Kami mohon, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya berkat sengsara dan salib-Nya kami diantar kepada kebangkitan mulia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kisah Para Rasul (1:12-14)
    
   
"Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa."
     
Setelah Yesus diangkat ke surga, dari bukit yang disebut Bukit Zaitun kembalilah para rasul ke Yerusalem yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya. Setelah tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, Simon orang Zelot, dan Yudas bin Yakobus. Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

atau

Bacaan dari Nubuat Yunus (4:1-11)
   
"Engkau sayang akan pohon jarak itu. Mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu?"
    
Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihani kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, “Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan, ketika aku masih di negeriku. Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Itulah sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda, “Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar dari kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya. Di situ ia mendirikan sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati. Ia berkata, “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda kepada Yunus, “Layakkah engkau marah kepada pohon jarak itu?” Jawab Yunus, “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Tuhan lalu bersabda, “Engkau sayang akan pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya! Pohon itu tumbuh dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak? Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah Allah, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Ayat. (Mzm 86:3-4.5-6.9-10)
1. Engkaulah adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
2. Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
3. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu. Tuhan, sungguh besarlah Engkau! Engkau melakukan keajaiban-keajaiban, hanya Engkaulah Allah!

Bait Pengantar Injil, do = es, 2/2, Kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 1:38)
Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:26-38)
   
"Sesungguhnya, engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki."
    
Dalam bulan keenam, Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikarunia, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hati, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhurnya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang dikatakan mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada hal yang mustahil.” Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu.” Lalu malaikat itu meninggalkan Maria.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

atau

Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. (Rm 8:15)
Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak; dalam roh itu kita akan berseru, ‘Abba, ya Bapa’.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:1-4)
   
"Tuhan, ajarlah kami berdoa."
    
Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-murid-Nya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bila kalian berdoa, katakanlah: ‘Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan
 
Salah satu hal yang paling membahagiakan dalam hidup kita adalah pengalaman diampuni. Saling memaafkan membuat relasi semakin akrab dan, belajar dari kesalahan, orang membangun hidup dan kinerja yang semakin baik.
Kita dapat memaklumi jika Yesus mengajarkan hal saling mengampuni sebagai salah satu hal pokok dalam ajaran-Nya tentang hal berdoa sebagaimana dimintakan oleh para murid-Nya. Para murid diajarkan-Nya untuk senantiasa memohonkan pengampunan atas salah dan dosa mereka di hadapan Allah dan belajar juga untuk tahu mengampuni orang yang melakukan kesalahan kepada mereka. Mengapa kita boleh meminta pengampunan pada Allah? Kepada orang-orang Niniwe Allah memperlihatkan kasih dan sayang-Nya dengan mengampuni dosa dan pelanggaran mereka dan membatalkan rencana untuk menghancurkan kota itu beserta semua penghuninya. Allah akan menyayangi umat-Nya yang melakukan kehendak-Nya, yang bertobat dari cara hidup yang tidak berkenan kepada-Nya. Jika kita bisa merasa bahagia karena diampuni Allah, bukanlah kita juga membahagiakan orang ketika kita mengampuni mereka?

Hari ini kita juga memperingati SP Maria, Ratu Rosario. Peringatan wajib ini tidak lepas dari sebuah peristiwa ajaib yang terjadi dalam perang salib, dimana harapan akan pertolongan Tuhan melalui doa rosario yang dipanjatkan Gereja sedunia di bawah komando Paus Pius V, terkabulkan. Ketika itu, pasukan Kristen di bawah pimpinan Don Johanes dari Austria berhasil memukul mundur pasukan Turki (Islam) di Lepanto, 7 Oktober 1571. Inilah hari kemenangan rosario. Kita percaya bahwa doa rosario yang kita panjatkan dalam persatuan dengan Bunda Maria mempunyai kekuatan dahsyat untuk mengubah hidup kita dan membuat Allah tidak bisa menahan rahmat-Nya memenuhi kita. Betapa tidak, karena setiap kali mendaraskan doa rosario itu, kita mengucapkan dua ‘doa ajaib’, yang diwariskan Tuhan sendiri bagi kita, yakni ‘Bapa Kami’ dan ‘Salam Maria’.

Tuhan, terima kasih atas doa yang Kauwariskan bagi umat yang percaya kepada-Mu. Semoga aku selalu bertekun dalam doa dan semakin menghayati makna setiap doa yang kupanjatkan dengan penuh iman. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Luk 1:31)
    
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

Behold, you will conceive in your womb and bear a son, and you shall name him Jesus.
 
 http://renunganpagi.blogspot.co.id/

Cerita Inspiratif Kristen : Kisah Mengharukan Bocah dan Perampok

Moore adalah seorang dokter terkenal dan dihormati, melalui tangannya sudah tak terhitung nyawa yang diselamatkan, dia tinggal disebuah kota tua di Prancis. 20 tahun yang lalu dia adalah seorang narapidana, kekasihnya mengkhianati dia lari kepelukan lelaki lain, karena emosinya dia melukai lelaki tersebut, maka dia dari seorang mahasiswa di universitas terkenal menjadi seorang narapidana, dia dipenjara selama 3 tahun.

Setelah dia keluar dari penjara, kekasihnya telah menikah dengan orang lain, karena statusnya sebagai bekas narapidana menyebabkannya ketika melamar pekerjaan menjadi bahan ejekan dan penghinaan. 

Dalam keadaan sakit hati, Moore memutuskan akan menjadi perampok. Dia telah mengincar di bagian selatan kota ada sebuah rumah yang akan menjadi sasarannya, para orang dewasa dirumah tersebut semuanya pergi bekerja sampai malam baru pulang kerumah, didalam rumah hanya ada seorang anak kecil buta yang tinggal sendirian.

Dia pergi kerumah tersebut mencongkel pintu utama membawa sebuah pisau belati, masuk kedalam rumah, sebuah suara lembut bertanya, �Siapa itu?� Moore sembarangan menjawab, �Saya adalah teman papamu, dia memberikan kunci rumah kepadaku.�

Anak kecil ini sangat gembira, tanpa curiga berkata, �Selamat datang, namaku Kay, tetapi papaku malam baru sampai ke rumah, paman apakah engkau mau bermain sebentar dengan saya?� Dia memandang dengan mata yang besar dan terang tetapi tidak melihat apapun, dengan wajah penuh harapan, di bawah tatapan memohon yang tulus, Moore lupa kepada tujuannya, langsung menyetujui.

Yang membuat dia sangat terheran-heran adalah anak yang berumur 8 tahun dan buta ini dapat bermain piano dengan lancar, lagu-lagu yang dimainkannya sangat indah dan gembira, walaupun bagi seorang anak normal harus melakukan upaya besar sampai ke tingkat seperti anak buta ini.

setelah selesai bermain piano anak ini melukis sebuah lukisan yang dapat dirasakan didalam dunia anak buta ini, seperti matahari, bunga, ayah-ibu, teman-teman, dunia anak buta ini rupanya tidak kosong, walaupun lukisannya kelihatannya sangat canggung, yang bulat dan persegi tidak dapat dibedakan, tetapi dia melukis dengan sangat serius dan tulus.

�Paman, apakah matahari seperti ini?� Moore tiba-tiba merasa sangat terharu, lalu dia melukis di telapak tangan anak ini beberapa bulatan, �Matahari bentuknya bulat dan terang, dan warnanya keemasan.�

�Paman, apa warna keemasan itu?� dia mendongakkan wajahnya yang mungil bertanya, Moore terdiam sejenak, lalu membawanya ketempat terik matahari, �Emas adalah sebuah warna yang sangat vitalitas, bisa membuat orang merasa hangat, sama seperti kita memakan roti yang bisa memberi kita kekuatan.�

Anak buta ini dengan gembira dengan tangannya meraba ke empat penjuru, �Paman, saya sudah merasakan, sangat hangat, dia pasti akan sama dengan warna senyuman paman.� Moore dengan penuh sabar menjelaskan kepadanya berbagai warna dan bentuk barang, dia sengaja menggambarkan dengan hidup, sehingga anak yang penuh imajinatif ini mudah mengerti. Anak buta ini mendengar ceritanya dengan sangat serius, walaupun dia buta, tetapi rasa sentuh dan pendengaran anak ini lebih tajam dan kuat daripada anak normal, tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat.

Akhirnya, Moore teringat tujuan kedatangannya, tetapi Moore tidak mungkin lagi merampok. Hanya karena kecaman dan ejekan dari masyarakat dia akan melakukan kejahatan lagi, berdiri di hadapan Kay dia merasa sangat malu, lalu dia menulis sebuah catatan untuk orang tua Kay,

�Tuan dan nyonya yang terhormat, maafkan saya mencongkel pintu rumah kalian, kalian adalah orang tua yang hebat, dapat mendidik anak yang demikian baik, walaupun matanya buta, tetapi hatinya sangat terang, dia mengajarkan kepada saya banyak hal, dan membuka pintu hati saya.�

Tiga tahun kemudian, Moore menyelesaikan kuliahnya di universitas kedokteran, dan memulai karirnya sebagai seorang dokter.

Enam tahun kemudian, dia dan rekan-rekannya mengoperasi mata Kay, sehingga Kay bisa melihat keindahan dunia ini, kemudian Kay menjadi seorang pianis terkenal, yang mengadakan konser ke seluruh dunia, setiap mengadakan konser, Moore akan berusaha menghadirinya, duduk disebuah sudut yang tidak mencolok, mendengarkan music indah menyirami jiwanya yang dimainkan oleh seorang pianis yang dulunya buta.

Refleksi:
Ketika Moore mengalami kekecewaan terhadap dunia dan kehidupannya, semangat dan kehangatan Kay kecil yang buta ini yang memberikan kehangatan dan kepercayaan diri kepadanya, Kay kecil yang tinggal didalam dunia yang gelap, sama sekali tidak pernah putus asa dan menyia-nyiakan hidupnya, dia membuat orang menyadari betapa besar vitalitas dalam hidup ini, vitalitas dan semangat ini menyentuh ke dasar hati Moore.

Cinta dan harapan akan dapat membuat seseorang kehilangan niat melakukan kejahatan, sedikit harapan mungkin bisa menyembuhkan seorang yang putus asa, atau bahkan bisa mengubah nasib kehidupan seseorang atau kehidupan banyak orang, seperti Moore yang telah membantu banyak orang, ketika mengalami putus asa maka bukalah pintu hatimu, maka cahaya harapan akan menyinari hatimu.

Sumber : http://renunganhidup.com
 Bacaan Harian 
Hari Kamis, 07 Mei 2015

Beata Rose Venerini, Pengaku Iman

Rose Venerini lahir di Viterbo, Italia pada tahun 1656. Ayahnya, Godfrey Venerini adalah seorang dokter. Di bawah asuhan kedua orangtuanya, Rose berkembanga menjadi seorang putri yang berbudi luhur dan beriman. Ketika menanjak dewasa, ia hendak dikawinkan dengan seorang pemuda. Tetapi kematian terlalu cepat datang menjemput calon suaminya itu. Kematian calon suaminya ini menggerakkan hatinya untuk memasuki kehidupan membiara. Ia bermaksud membaktikan seluruh hidupnya hanya pada Tuhan. Untuk itu ia masuk sebuah biara di Viterbo, daerah asalnya. Tetapi rupa-rupanya cara hidup membiara bukanlah cara hidup yang dikehendaki Tuhan dari padanya. Setelah beberapa lama menjalani kehidupan membiara, Rose terpaksa meninggalkan lagi biara Viterbo, karena ayahnya meninggal dunia. Cinta dan rasa tanggungjawabnya terhadap ibunya memaksa dia untuk pulang ke rumah guna mendampingi ibunya yang mulai hidup menjanda.
Waktu-waktu luang di rumah diisinya dengan mengumpulkan para pemudi tetangganya untuk berdoa rosario dan merenungkan Kitab Suci. Kesempatan baik ini dimanfaatkan pula untuk memberikan bimbingan dan nasehat yang berguna bagi pemudi-pemudi itu. Melihat kegiatan-kegitan Rose ini dan menyadari bakatnya dalam bidang pendidikan, Ignatius Martinelli, seorang imam Yesuit di Viterbo, menyakinkan dia akan panggilan hidupnya yang sesungguhnya, yakni menjadi pendidik dan pembimbing kaum muda. Panggilan menjadi guru lebih cocok baginya daripada panggilan hidup membiara komtemplatif sebagai seorang biarawati. Nasehat dan peneguhan pastor Ignatius ini mengena di hati Rose. Maka sebagai tindak lanjut, Rose bersama dua orang rekannya mendirikan sebuah sekolah untuk para pemudi di Viterbo. Sekolah ini ternyata berjalan dengan baik sekali. Rose ternyata memiliki bakat besar di bidang pendidikan. Bakat ini ditunjang oleh sifat-sifatnya yang baik dan pantang menyerah pada berbagai kesulitan. Keberhasilan usaha ini segera membuat dia dikenal banyak orang dan cintai oleh muridnya.
Kardinal Martinus Barbarigo pun mendengar semua keberhasilan Rose di bidang pendidikan. Karena itu ia segera mengundang Rose dan meminta kesediaannya untuk menatar para guru dan membenahi administrasi sekolah-sekolah yang ada di wilayah Keuskupan Montefiascone. Permintaan Kardinal ini diterimanya dengan senang hati dan dilaksanakannya dengan sangat memuaskan. Kesempatan penataran ini dimanfaatkannya untuk membina relasi dengan para guru. Bahkan lebih jauh penataran ini mendorong dia untuk mendirikan sebuah perkumpulan untuk menghimpun guru-guru. Perkumpulan ini akhirnya didirikan pada tahun 1713.
Setelah lama berkarya di bidang pendidikan, Rose meninggal dunia pada tanggal 7 Mei 1728. Nama baik dan kesucian hidupnya diperkuat dengan banyak tanda mukjizat. Pada tahun 1952, ia dinyatakan sebagai ‘beata’ (Yang Bahagia). Perkumpulan guru-guru yang didirikannya diubah menjadi sebuah Kongregasi Suster. Kongregasi ini kemudian tersebar ke Amerika ketika para suster Venerini bermigrasi ke Amerika.
Santa Gisela, Pengaku Iman
Gisela adalah ratu Hungaria dan ibu dari Santo Emerik. Dengan rajin, ia memajukan karya evangelisasi di seluruh Hungaria. Sepeninggal suaminya, ia dipenjarakan agar tidak terus mewartakan Injil Kristus. Tetapi kemudian ia dibebaskan oleh Kaisar Jerman dan menjadi seorang pemimpin biara.
Sumber
http://imankatolik.or.id/kalender/7Mei.html

Renungan 5 Mei 2015

Renungan Selasa, 05 Mei 2015: Hadapi Konflik
Pekan Paskah V; Kis 14:19-28; Mzm 145; Yoh 14:26-31a

Perjalanan Paulus dan Barnabas berlanjut. Penolakan dan penerimaan terus mengalir ke mana pun mereka pergi. Ketika mereka mewartakan Injil di Kota Listra, orang-orang Yahudi dari Ikonium dan Antiokia datang lagi. Kalau dulu di Ikonim mereka hanya diancam, sekarang jadi nyata. Paulus dilempari batu dan diseret keluar kota karena dianggap sudah mati. Artinya, luka-luka di tubuh Paulus sangat serius sampai dikira sudah mati. Tapi Paulus tidak menyerah. Paulus dan Barnabas kemudian kembali ke Listra, Ikonium, dan Antiokia, tempat tempat di mana mereka pernah ditolak dan disiksa. Di sini tampak bahwa konflik bukan suatu hal yang harus dihindari, tetapi diselesaikan dalam waktu yang tepat, tanpa dendam atau pun amarah.

Hal yang menggerogoti pewartaan Injil adalah konflik, entah apa pun bentuknya. Banyak orang menghindari konflik dengan cara berhenti dalam pelayanan atau berpindah tempat mencari yang baru, dan tidak pernah lagi mau menginjakkan kaki di tempat yang lama. Dalam hal ini, lagi-lagi Paulus dan Barnabas memberi contoh luar biasa. Semangat mewartakan Injil tidak boleh dikalahkan oleh konflik yang disebabkan oleh kelemahan manusiawi kita. Kunci dari semua adalah Damai Sejahtera yang diwariskan Kristus kepada Gereja-Nya.

Renungan Pagi Ini..


Tentu kita masih ingat jawaban Yesus saat dituduh mengusir setan dengan kuasa Beelzebul: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan” (Mat.12:25). 

Begitupun halnya dengan Kerajaan Allah.
Perjanjian Lama sering melukiskan Israel sebagai ladang anggur Allah; Israel ranting, Allah pokoknya. Kini Yesus mengibaratkan diri-Nya sebagai pokok anggur dan kita ranting-ranting-Nya. Seperti sulitnya menentukan dimana pokok anggur berakhir, dan dimana rantingnya bermula; begitulah seharusnya kesatuan kita dengan Tuhan. Kita menerima hidup dengan segala berkatnya melalui Tuhan. Terpisah darinya menjadi awal kehancuran dan kematian.

Dalam sidang di Yerusalem, para rasul menampakkan kesatuannya dengan Kristus. Keputusan yang dihasilkan pun adalah keputusan mereka bersama Roh Kudus. Satu-satunya hal yang menyelamatkan adalah kesatuan yang intim dengan Kristus. Kesatuan dengan Kristus seharusnya membuat kita pun bersatu dengan sesama untuk menampakkan Kerajaan Allah di tengah dunia.
   
Tuhan Yesus Kristus, berikanlah aku rahmat-Mu agar rela dan rendah hati bersatu dengan-Mu sumber hidup dan damai. Amin.

Kenapa Pria Modern Perlu Belajar dari Santo Yosef?

23/03/2015

Salah satu tokoh penting bagi umat kristiani -secara khusus lagi Katolik- adalah Santo Yosef yang dirayakan setiap tanggal 19 Maret. Meskipun tidak banyak dibicarakan dalam literatur Kristen -karena semua teologi dan spiritualitas kristen terfokus pada pribadi Yesus- namun sosok Yosef tidak bisa dikesampingkan begitu saja.

Teladan hidup Santo Yosef
Bagi saya sendiri, St. Yosef sangat istimewa. Teladan hidupnnya sangat luar biasa. Dia merupakan salah satu dari sekian tokoh yang saya kagumi, apalagi namanya tercatat dalam Injil dan tidak akan pernah lekang oleh waktu.
Berbicara tentang teladan St Yosef ini, saya mencatat ada lima hal luar biasa yang patut ditiru secara khusus oleh setiap laki-laki modern.

Rendah hati
Yosef adalah keturunan raja Daud (Lukas 2:4) yang low profile -rendah hati. Meskipun ada darah ningrat mengalir dalam urat nadinya, namun dia lebih dikenal sebagai tukang kayu. Dan karenanya, Yesus pun kemudian disebut “anak Yosef si tukang kayu.”
Jejak Yosef tidak banyak direkam, karena dia tidak banyak berkata-kata dan lebih fokus pada pekerjaannya sebagai tukang kayu. Akan tetapi dia adalah pribadi yang tidak neko-neko, menjalani prinsip hidup yang sederhana, jujur, dan berintegritas.

Iman dan perbuatan menjadi satu
Yosef sering digambarkan sebagai seorang yang takut akan Tuhan dan taat menjalankan perintah agama dan adat istiadat yang menjadi norma kehidupan pada zaman dia hidup.
Dan yang lebih mencolok dari seorang Yosef adalah kesatuan antara iman dan perbuatan. Seperti yang akan disebutkan dalam poin-poin berikut, Yosef menjadi contoh seorang yang ‘beriman dengan tanggap’ atau yang tidak membedakan iman dan perbuatan. Bagi dia, iman dan perbuatan adalah satu kesatuan.

Pendengar ulung
Tidak banyak dikisahkan tentang seperti apa Yosef dalam pergaulannya sehari-hari selain sebagai tukang kayu sederhana. Namun kemungkinan besar sama seperti tukag kayu dewasa ini tekun mengerjakan pesanan pembuatan rumah, dan sebagainya, yang mendengarkan masukan dari orang lain (customer).
Dalam Injil, Yosef disebutkan sebagai orang yag menjalani hidup dengan setulus hati dan mendengar dengan penuh perhatian terhadap perintah Tuhan. Komuikasi antara Yosef dengan Tuhan lebih sering melalui mimpi. Misalnya, mimpi tentang perintah Tuhan -yang disampaikan oleh malaikat- agar Yosef mengambil Maria yang sedang mengandung Yesus sebagai istrinya.
Inti dari mendengar dengan penuh perhatian atauattentive listening terletak bukan saja pada memasang kedua telinga, mata diarahkan kepada orang yang berbicara, tapi juga melakukan apa yang disampaikan”
Setiap kali setelah mimpi Yosef langsung mengambil tindakan, tanpa banyak bertanya. Barangkali timbul keraguan dalam dirinya, tapi karena dia percaya bahwa apa yang muncul dalam mimpi itu sebagai perintah, dia melakukannya.

Pelindung wanita dan anak-anak
Dewasa ini di mana sering terjadi pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, kita bisa belajar dari Yosef.
Apa yang terjadi seandainya dia tidak mau melakukan apa yang diperintahkan oleh malaikat dalam mimpi agar ia mengambil Maria menjadi istrinya? Apalagi ketika itu Maria tengah mengandung Yesus oleh kuasa Roh Kudus. Dia tidak mencampakkan wanita hamil yang bukan istrinya itu melainkan menerima dan melindunginya beserta anak yang ada dalam rahimnya.
Hingga akhir hayatnya, Yosef tetap setia mendampingi Maria. Sejak awal Yosef hanya diberitahu oleh malaikat supaya tidak usah takut mendampingi Maria tidak hanya sampai Yesus lahir tapi juga setia sebagai ayah yang baik.

Suara kaum buruh
Selain pestanya dirayakan setiap 19 Maret, Santo Yosef juga ditetapkan oleh Gereja Katolik (Paus Pius XII) sebagai pelindung para pekerja tahun 1955 dan dirayakan pada 1 Mei sebagai Hari Buruh.
Penetapan St Yosef sebagai pelindung kaum buruh mencerminkan betapa pentingnya para pekerja yang suaranya seringkali tidak didengar di berbagai belahan dunia.
Dewasa ini masih banyak buruh yang tidak mendapatkan upah yang layak kendati mereka sudah bekerja dengan sangat keras.
Penetapan St Yosef sebagai pelindung kaum pekerja menunjukkan bahwa pekerjaan dan manusia adalah satu kesatuan. Orang harus bekerja, karena tanpa bekerja orang tidak dapat hidup dan tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya.


Siktus Harson, seorang jurnalis dan blogger. Waktu luang diisi dengan membaca buku-buku tentang leadership, self-growth, dan media sosial.