Selamat Datang di Gereja Paroki St Yosef Duri . . . . . Welcome to St Yosef Parish Church Duri - INDONESIA
Selamat Datang dan Terima kasih telah mengunjungi situs Gereja Katolik Paroki St.Yosef - Duri, Riau Indonesia. Menjadi Gereja yang Mandiri dan Berbuah, itulah Visi dan Misi Gereja Paroki St Yosef Duri, oleh karena itu peran serta aktif umat dalam pewartaan adalah sesuatu yang sangat diperlukan, untuk itu apabila Saudara-Saudari berminat untuk menyumbangkan pikiran, tenaga, ketrampilan, pengetahuan, dana, waktu dan bantuan apapun termasuk komentar dan usulan, silahkan hubungi kami di: gerejaparokistyosef@gmail.com.

Berita International



Gereja Katolik membantu para pengungsi akibat konflik bersenjata
10/04/2013


Gereja Katolik Myanmar kemarin mulai menyalurkan makanan kepada warga desa yang mengungsi akibat konflik di antara pasukan pemerintah dan para pemberontak Shan State Army Utara (SSA-N).
Sekitar 1.000 orang telah meninggalkan desa mereka dekat Tangyan di barat laut Myanmar, demikian lapor kelompok hak asasi lokal.
“Asosiasi kesejahteraan sosial lokal dan partai politik membantu makanan, barang-barang non-pangan dan obat-obatan kepada para pengungsi, tapi kami masih membutuhkan bantuan untuk jangka panjang,” kata Sai Hkam Leik, anggota komite bantuan di Tangyan.
“Sejauh ini, warga yang mengungsi tidak berani kembali ke desa mereka, karena mereka takut terjadi lagi konflik di antara pasukan pemerintah dan pemberontak Shan,” kata Sai HKM Leik.
Keuskupan Lashio telah menyumbangkan 2 juta kyat (US $ 2.300) dan satu juta Kyat dari Karuna Nasional, demikian Nyo Min Than, seorang koordinator Lashio Karuna.
“Kami akan mengambil beras, minyak dan garam, dan sekaligus melakukan penilaian secara rinci terhadap pengungsi di sana,” kata Nyo Min Than kemarin.
Belum ada bantuan lain telah mencapai daerah itu,  meskipun World Food Programme (WFP) telah melakukan penilaian, kata Nyo Min Than.
Lebih dari 700 orang dari suku Shan, suku Lahu dan suku Palaung telah menemukan tempat berlindung sementara di sebuah biara Buddha dan di rumah-rumah warga, dan 300 lain  bersembunyi di hutan terdekat, demikian Yayasan Hak Asasi Manusia Shan.
“Kekejaman tentara Burma dalam operasi militer baru melawan SSA-N telah mengakibatkan lebih dari 1.000 warga desa dari 16 desa di Tangyan melarikan diri dari rumah-rumah mereka selama dua minggu terakhir,” lapor kelompok itu pada 5 April .
Sejak Februari, ribuan tentara Myanmar telah dikerahkan untuk menekan SSA-N untuk menarik diri dari wilayah sepanjang Sungai Salween, dekat Tangyan.
Yayasan ini mengklaim telah terjadi bentrokan bersenjata dan tentara Myanmar telah meletakkan ranjau darat dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga sipil setempat.
SSA-N telah menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah pada Januari 2012, yang dilaporkan sedang dilanggar oleh operasi militer saat ini.


No comments:

Post a Comment