Selamat Datang di Gereja Paroki St Yosef Duri . . . . . Welcome to St Yosef Parish Church Duri - INDONESIA
Selamat Datang dan Terima kasih telah mengunjungi situs Gereja Katolik Paroki St.Yosef - Duri, Riau Indonesia. Menjadi Gereja yang Mandiri dan Berbuah, itulah Visi dan Misi Gereja Paroki St Yosef Duri, oleh karena itu peran serta aktif umat dalam pewartaan adalah sesuatu yang sangat diperlukan, untuk itu apabila Saudara-Saudari berminat untuk menyumbangkan pikiran, tenaga, ketrampilan, pengetahuan, dana, waktu dan bantuan apapun termasuk komentar dan usulan, silahkan hubungi kami di: gerejaparokistyosef@gmail.com.

Nasional



Gereja kirim bantuan kepada korban banjir di Mentawai
12/04/2013


Ribuan warga terkena banjir di Kepulauan Mentawai mendapatkan beras, pakaian, selimut, air bersih dan peralatan masak. Barang-barang bantuan itu dikirim oleh keuskupan Padang di Sumatera Barat kemarin.
Hujan lebat pekan lalu menyebabkan sungai-sungai meluap, menggenangi lebih dari 1.000 rumah di empat kecamatan dan memaksa sekitar 7.000 orang meninggalkan rumah-rumah mereka.
Sejumlah korban menyelamatkan diri dengan naik ke atap rumah mereka, kata seorang warga desa Besman Salelubaja.
Kini sebagian besar korban tinggal di tempat penampungan sementara.
“Selama dua hari kami tidak bisa memasak dan menunggu bantuan dari luar. Peralatan memasak kami terbawa oleh  banjir,” kata Bruno Sagari dari desa Muntei, di kecamatan Siberut Selatan.
Pastor Alexius Sudarmanto, ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi dan Karitas Keuskupan Padang, mengatakan komisi keuskupan itu mengirim bahan-bahan bantuan ke Gereja Maria Diangkat ke Surga di Siberut, stasi terdekat dengan  para korban banjir.
Kondisi medan yang sulit  membuat  timnya mengalami kendala untuk mengangkut dan mendistribusikan bahan-bahan bantuan tersebut, katanya.
Menurut Khalid Syaifullah, direktur eksekutif Wahana  Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Barat, banjir di Kepulauan Mentawai adalah akibat penebangan hutan secara masif dari  beroperasinya Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK).
“Penebangan hutan telah menyebabkan kerusakan tanah, yang akhirnya menimbulkan sedimentasi dari Sungai Sikabaluan,” katanya. Akibat sedimentasi tersebut menyebabkan sungai meluap.
“Kami telah mengeluarkan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk menghentikan pemberian izin untuk mengeksploitasi hutan di Sumatera Barat, tapi tidak ada tindakan konkret yang dilakukan,” kata Syaifullah.
Ia menambahkan, “Kami akan kembali menekan pemerintah daerah untuk menghentikan pemberian izin operasi untuk perkebunan.”


No comments:

Post a Comment