30 negara ikut kongres Kerahiman Ilahi di Medan
15/10/2015
Kongres Kerahiman Ilahi III se-Asia Pasifik diharapkan bisa menyampaikan pesan positif bahwa pentingnya kedamaian dan rasa persaudaraan antarumat beragama.
Sebanyak 1.500 peserta dari 30 negara hadir dalam kongres bertajuk: “Jesus Christ, The Mercy of God: The Way to Reconciliation”.
Kongres ini digelar selama tiga hari dari 14-16 Oktober 2015 di Hotel Santika Medan, Sumatra Utara.
Uskup Agung Medan, Mgr Anicetus Bongsu Sinaga OFMCap mengatakan, “Kongres ini mengingatkan kita agar selalu kembali pada kerahiman Ilahi.”
“Karena itu perlu rekonsiliasi, toleransi dan perdamaian antarumat beragama di dunia,” ujarnya.
Uskup Agung Sinaga mengaku, dalam kongres akan banyak dibahas tentang kebaikan-kebaikan yang harus dijalankan umat Katholik sebagai bagian dari umat dunia.
“Kami juga akan menyampaikan bahwa kasus bentrokan di Aceh Singkil itu bukanlah masalah yang harus ditakuti, tetapi diatasi dengan menanamkan belas kasih”, katanya.
Terlaksananya kongres ini, kata Plt Gubsu Ir. Tengku Erry Nuradi merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan karena Sumut dipilih sebagai tempat kegiatan ini. “Kami sangat bangga,” ujarnya.
Ia juga menyebut, baru beberapa hari lalu pihaknya meresmikan gedung Katolik Center, salah satu yang terbesar di Indonesia. Gedung ini multi fungsi. Sebagian dipakai sebagai sarana ibadat, sekolah dan hotel.
Dalam sambutannya, Tengku Erry berharap, kongres ini dapat mempromosikan cinta kasih bagi semua orang, khususnya para tamu yang datang ke Sumatera Utara.
“Semua agama, semua suku, ras dan golongan yang ada di Indonesia, ada di sini (Sumut-red). Sumut sangat pluralis. Kami dapat menjaga perdamaian dan merawat keberagaman,” ujarnya.
Ia juga berharap seluruh peserta kongres bisa menikmati kebhinekaan di Sumatera Utara. Juga bisa mengunjungi dan menikmati keindahan tempat-tempat wisata di Sumatera Utara.
Berlangsungnya kongress ini, menurut DPD RI asal Sumut Parlindungan Purba menunjukkan umat Katolik mencintai rasa persaudaraan sejati. Dan Sumut yang pluralis bisa menjaga diri tetap rukun. Keragaman ini merupakan nilai lebih Indonesia di mata dunia. Sekaligus menunjukkan Indonesia sebagai negara yang besar.
“Hadirnya Gubernur Sumut dan bupati serta para tokoh agama menunjukkan rasa persatuan di tengah keberagaman bangsa,” pungkas Parlindungan.
Pada acara itu, Erry bersama Uskup Agung Sinaga juga menandai tangani prasasti batu pertama pada puncak 2000 Kabupaten Karo yang akan menjadi Sactuario Peringatan Abadi dan Pengamalan Belas Kasih Ilahi. (analisadaily.com/antaranews.com)
No comments:
Post a Comment