Selamat Datang di Gereja Paroki St Yosef Duri . . . . . Welcome to St Yosef Parish Church Duri - INDONESIA
Selamat Datang dan Terima kasih telah mengunjungi situs Gereja Katolik Paroki St.Yosef - Duri, Riau Indonesia. Menjadi Gereja yang Mandiri dan Berbuah, itulah Visi dan Misi Gereja Paroki St Yosef Duri, oleh karena itu peran serta aktif umat dalam pewartaan adalah sesuatu yang sangat diperlukan, untuk itu apabila Saudara-Saudari berminat untuk menyumbangkan pikiran, tenaga, ketrampilan, pengetahuan, dana, waktu dan bantuan apapun termasuk komentar dan usulan, silahkan hubungi kami di: gerejaparokistyosef@gmail.com.

Patung Yesus didirikan di Suriah demi mendukung perdamaian abadi


Patung Yesus didirikan di Suriah demi mendukung perdamaian abadi thumbnail 25/10/2013
Patung bertema 'Aku Datang untuk Menyelamatkan Dunia' di Saidnaya. Patung berada dekat Biara Cherubim.

Patung perunggu Yesus Kristus, lebih tinggi dari patung Kristus Penebus di Rio de Janeiro, berdiri di negara yang dilanda perang, Suriah.
Patung bertema “Aku Datang untuk Menyelamatkan Dunia”  adalah gagasan  Yury Gavrilov (49), warga Moskow yang memimpin organisasi berpusat di London, St. Paul and St. George Foundation.
Proyek ini didukung Gereja Ortodoks Rusia dan pemerintah Rusia, yang aktif menyelesaikan masalah di Suriah. Rusia juga memiliki pangkalan angkatan laut di pantai laut Mediterania di kawasan Suriah.
Meskipun patung ini berdiri karena peran orang-orang Rusia, pembangunannya dilakukan di Armenia dan dibuat oleh pematung Armenia, Artush Papoian. Etnis Armenia di Suriah telah berbondong-bondong melarikan diri dari negara itu sejak konflik dimulai, sampai-sampai di Armenia dibangun sebuah pemukiman baru yang disebut New Aleppo untuk menampung pengungsi etnis Armenia tersebut.
Tempat pengungsian itu dinamai sesuai kota di Suriah utara tempat sebagian besar penduduknya berasal dari etnis Armenia. Sebanyak 7.000 etnis Armenia warga Suriah sekarang mencari perlindungan di negara tetangga, Republik Armenia.
Patung Yesus buatan orang Armenia didirikan pada 14 Oktober, bertepatan dengan dua hari libur keagamaan — Kristen Ortodoks dan Muslim. Kristen Ortodoks merayakan hari raya Perlindungan Perawan Suci Maria dan Muslim merayakan hari raya Kurban.
Konflik militer dihentikan untuk menghormati pendirian patung
Meskipun semua kegiatan militer dihentikan di wilayah itu saat patung didirikan, proyek ini telah dimulai sejak 2005 dan tidak terkait dengan krisis militer saat ini di negara itu, demikian Komsomolskaya Pravda,seperti dilansir satuharapan.com.
Patung ini terletak di puncak gunung dekat kota Saidnaya, dekat Biara Cherubim, yang berdiri di atas jalur ziarah bersejarah dari Konstantinopel ke Yerusalem dan 2.100 meter di atas permukaan laut.
Tinggi patung 39 meter, lebih tinggi daripada patung Kristus Penebus di Rio de Janeiro, setinggi 38 meter. Patung besar dapat dilihat dari negara tetangga, Libanon, Yordania, Palestina, dan Israel.
Direktur St. Paulus and St George Foundation, Samir el-Gadban, berkomentar tentang pentingnya patung di negara yang dilanda perang dan menyatakan harapannya untuk masa depan.
“Kami berharap pendirian patung ini bakal membawa perdamaian dan kasih di hati orang-orang. Dan, karya kami akan membantu memulihkan perdamaian dan ketenangan di wilayah ini yang telah lama menderita,” katanya kepada Komsomolskaya Pravda.

“Followers” Twitter Paus Fransiskus tembus 10 juta orang


“Followers” Twitter Paus Fransiskus tembus 10 juta orang thumbnail 28/10/2013

Paus Fransiskus melalui akun Twitternya @pontifex hingga hari ini telah memiliki follower 10 juta orang.
Menanggapi jumlah followers yang meningkat, pada Minggu (27/10/2013) dia mengucapkan terima kasih kepara pengikutnya di jejaring sosial itu.
Dear Followers,  saya tahu bahwa saat ini ada lebih dari 10 juta orang menjadi followers di Twitter saya. Saya berterimakasih atas kebaikan hati semuanya, dan saya minta Anda semua berdoa untuk saya,” demikian tulis Paus Fransiskus kemarin.
Paus Fransiskus, yang merupakan penerus dari Paus Benediktus XVI telah membuka akun sejak 12 Desember tahun lalu saat menjadi Uskup Agung Buenos Aires, Argentina. Namun, jumlah pengikutnya naik tajam setelah dia terpilih sebagai Paus pada Maret tahun ini.
Para followers Paus Fransiskus di seluruh dunia mengikuti akun tersebut dalam sembilan bahasa, yaitu bahasa Inggris, Spanyol, Italia, Perancis, Jerman, Portugis, Arab, Polandia dan Latin.
Sejauh ini, followers yang menggunakan bahasa Spanyol adalah yang terbanyak, yaitu mencapai 4 juta pengikut, kemudian diikuti followersyang menggunakan bahasa Inggris sebanyak sekitar 3 juta serta posisi ketiga oleh followers yang menggunakan bahasa Italia.

Mgr Harun Yuwono
Oleh Lukas Awi Tristanto*
Non Est Personarum Acceptor Deus atau Allah tidak membedakan orang (bdk Kis 10,34) adalah moto uskup terpilih Keuskupan Tanjungkarang Mgr Yohanes Harun Yuwono yang ditahbis menjadi uskup oleh Mgr Aloysius Sudarso SCJ, Mgr Hilarius Moa Nurak SVD dan Mgr Anicetus Bongsu Sinaga OFMCap di Kompleks SMA Xaverius Pahoman, Bandar Lampung, 10 Oktober 2013.
Tahbisan uskup itu dirayakan bersama Duta Vatikan Mgr Antonio Guido Filipazzi, Kardinal Mgr Julius Darmaatmadja SJ, 27 uskup dan 198 imam serta lebih dari 9000 umat dari berbagai paroki di Keuskupan Tanjungkarang.
Memang, sebagian besar umat di keuskupan itu adalah pendatang yang mencari hidup di sana karena tanah Lampung itu subur. Dengan moto itu, pemimpin baru dari umat Katolik di Keuskupan Tanjungkarang, yang meliputi wilayah Lampung, sadar bahwa Lampung itu sebagai Sai Bumi Ruwa Jurai (satu bumi dua penghuni, yaitu penduduk asli dan pendatang).
Mgr Yu, demikian Mgr Yohanes Yuwono biasa disapa, yakin bahwa para pendatang dan yang tinggal di Lampung, siapa pun mereka, dari mana pun asalnya, tanpa harus dibeda-bedakan, dibimbing, dituntun dan diajak menciptakan kerukunan, kedamaian, dan persaudaraan sejati dalam ziarah menuju keselamatan berdasarkan iman akan Allah yang menghendaki semua orang selamat.
Keyakinan itu sangat relevan dengan kondisi Lampung yang dihuni oleh masyarakat beraneka ragam. Selain penduduk asli, Lampung yang pernah menjadi daerah transmigrasi tentu banyak didatangi penduduk dari berbagai daerah seperti Jawa, Bali, dan daerah lain.
Para pendatang itu membawa kekhasan dan perbedaan di Lampung. Perbedaan dan kekhasan masing-masing pendatang itu tentu membuat Lampung menjadi semakin kaya akan perbedaan. Meski berbeda, masyarakat Lampung diajak bersatu membangun kehidupan bersama. Namun, sebagai manusia, penduduk Lampung terkadang jatuh dalam tantangan-tantangan sektarian baik agama, suku, maupun cara pandang.
Mgr Yu tentu sadar akan kelebihan dan tantangan hidup di Lampung. Sebagai orang yang lahir di Lampung yakni di Way Ratai, Mgr Yu sejak kecil sudah sangat paham akan perbedaan. Terlebih lagi, keluarganya juga tidak semuanya seiman. Dan tentu, dalam kondisi tersebut, Mgr Yu sudah sangat piawai mengelola perbedaan itu sejak dari keluarga.
Selain dari keluarga, perjumpaannya dengan masyarakat yang multiagama dan multietnis telah mengkondisikan diri uskup baru itu untuk menjadi manusia yang terbuka akan perbedaan. Maka, uskup itu sangat menghormati perbedaan, hingga memilih moto yang sedemikian terbuka pada semua orang.
Mgr Yu meyakini, Tuhan menciptakan perbedaan, namun tidak pernah membeda-bedakan manusia. Semua sama di mata Tuhan apa pun agama, suku, dan cara pandangnya. Mgr Yu meyakini itu berusaha menghidupinya dalam semangat penggembalaannya sebagai tokoh agama.
Moto tahbisan uskup Mgr Yu sebenarnya mengajak baik umat Katolik secara khusus maupun umat beragama lain untuk membangun persaudaraan sejati. Persaudaraan sejati adalah persaudaraan yang melintasi sekat-sekat perbedaan, baik agama, suku, warna kulit, ras, bahkan pandangan hidup. Persaudaraan sejati memungkinkan pihak-pihak yang bersengketa kembali berdamai semata-mata demi memuliakan manusia yang adalah citra Tuhan sendiri (Imagio Dei).
Namun, sayangnya, persaudaraan sejati kerap terkoyak oleh perpecahan. Perpecahan itu bisa mewujud dalam konflik bahkan konflik yang berujung pada kekerasan. Sementara konflik bisa dipicu oleh persoalan-persoalan ekonomi, politik maupun cara pandang tertentu. Tentu, semua itu tidak dikehendaki bagi banyak orang.
***
Setidaknya di Indonesia, ada tiga kerusakan fatal yang merasuki segi-segi kehidupan manusia yakni kekerasan, korupsi dan kerusakan lingkungan hidup. Dalam kondisi itu, umat beragama ditantang untuk membangun pertobatan bersama. Sementara itu, masing-masing agama mesti harus bekerja sama membangun pertobatan bersama itu. Apalagi, tiga kerusakan itu sudah menjadi dosa-dosa sosial dalam masyarakat yang tak jarang melahirkan kemiskinan struktural jika dibiarkan.
Maka, untuk memperbaiki semua itu, kerja sama antara tokoh-tokoh dari berbagai agama mutlak diperlukan. Dengan demikian moto dan semangat Mgr Yu, bahwa Allah tidak membedakan orang, sangat relevan dalam hal ini.
Dalam konteks Lampung atau Indonesia yang di dalamnya dihuni banyak agama, maka beragama di Indonesia adalah beragama bersama orang beragama lain. Tak ada jalan lain. Kita tak bisa sendiri membangun bangsa ini. Agama-agama itu bak mozaik yang saling menjalin kekuatan dalam membangun perdamaian dan kesejahteraan lahir dan batin di bumi Nusantara ini.
***
Agama dalam situasi masyarakat yang masih berjuang menuju kesejahteraan bersama mesti berdialog, baik dengan kemiskinan, budaya maupun agama-agama lain yang hidup di sekitarnya. Dengan demikian, beragama tidak berada dalam ruang kosong namun mengakar dan hidup dalam konteks hidup kekinian masyarakat.
Ketika kemiskinan masih menghantui rakyat, di sanalah agama mesti berbicara dan bertindak konkret mengajak umatnya untuk beriman secara konkret, membumi dan bekerja bersama penganut agama lain, bukan beragama di awang-awang sendirian.
Mgr Yu dengan motonya “Allah tidak membedakan orang” sebenarnya mengajak kita semua untuk bersama-sama membangun kehidupan ini, apa pun agamanya, apa pun sukunya, apa pun warna kulitnya untuk bersatu membangun kehidupan bersama. Maka, mari kita satukan tangan kita, satukan semangat kita untuk membangun kehidupan ini demi kesejahteraan lahir dan batin. Selamat berkarya, Mgr Yu!
*Pegiat Dialog Lintas Agama

Mengapa Hari Minggu disebut Hari Tuhan? Bagaimana sebaiknya kita berpakaian saat pergi ke Gereja?

Apa yang kita lakukan ketika masuk Gereja?


Mengapa Hari Minggu disebut Hari Tuhan?
Hari Minggu disebut hari Tuhan karena pada hari Minggu Tuhan Yesus Kristus bangkit dari wafat-Nya.
Nama minggu berasal dari bahasa Portugis Dominggos. Kata dominggos ini dibentuk dari bahasa latin Dominus yang artinya Tuhan. Maka nama hari Minggu, berarti hari Tuhan.
Bagaimana sebaiknya kita berpakaian saat pergi ke Gereja?
Saat ke Gereja kita harus berpakaian pantas, rapi dan bersih. Kita tidak harus berpakaian baru dan mahal.
Apa yang kita lakukan ketika masuk Gereja?
Yang kita lakukan ketika masuk ke Gereja adalah mencari tempat air suci. Kita memasukkan jari tangan sebelah kanan ke dalam air suci, lalu menghadap ke Altar sambil membuat tanda salib dengan hormat dan tenang. Dengan mencelupkan jari tangan kita ke air suci dan membuat tanda salib dengan air suci itu, kita mengenang Sakramen Baptis yang pernah kita terima.
Setelah membuat tanda salib, kita dengan tenang menuju tempat duduk.
Sebelum duduk, kita sebaiknya berlutut dengan salah satu kaki (dengan kaki kanan) dan menghadap Tabernakel yang berisi Sakramen Mahakudus. Sikap ini mengungkapkan kita menghormati Tuhan yang hadir pada Sakramen Mahakudus yang ada di tabernakel dan kita menyatakan bahwa diri kita tidak pantas
Pengumuman Gereja St Yosef Duri 


1. Sabtu Sore (12 Oct 2013), jam 17:30 - Missa Krisma bersama Bapak Uskup

2. Minggu pagi (13 Oct 2013) - TIDAK ADA Missa di Gereja St Yosef Duri

3. Minggu pagi ( (13 Oct 2013), jam 10:00 - Missa Pesta Perak di Gereja St. Fransikus 

Asisi Jln Sejahtera, Simpang Padang Duri, bersama Bapak Uskup.

Semua umat diundang untuk hadir. Terima kasih.

Shalom Aleikhem
Admin Web Gereja St Yosef Duri
Sekilas perjalanan Kitab Suci,
dari Torah Moshe sampai Douay Rheims

+/- 1200 SM
Torah Moshe (Taurat Musa) 5 Kitab Hingga saat ini tidak ada bukti otentik bahwa penulis Torah adalah benar-benar Moshe 
s/d +/- 400 BC
Perjanjian Lama, Dead Sea Scroll Nebiim, Pesahim, Tehillim ditulis dalam gulungan perkamen kulit hewan, disimpan dalam guci, dan disembunyikan dalam gua untuk menghindari perusakan oleh pasukan Romawi. 
+/-280 BC
Proyek penyalinan PL dari bahasa Aramaic ke bahasa Yunani oleh 72 atau 70 orang ahli kitab atas perintah Ptolemaios II Philadelphos 
[286-246SM], diselesaikan +/- 225 SM - 125 SM.
Salinan ini disebut Septuagint (Septuaginta) = 70 (LXX) yang juga disebut Canon Alexandria. 
+/- 4 SM s/d 30 AD
Kehidupan Yesus Kristus dan 12 murid Yesus mendirikan gerejaNYA [+/- 28 - 29 AD] 
50 AD s/d 100 AD
Perjanjian Baru [ 4 Injil dan Surat-surat para rasul ] ditulis dalam bahasa Yunani-Koine, bahasa yang umum dipakai orang Yahudi selain bahasa Aram. 
+/- 100 AD
Para Rabbi Yahudi membuat konsili Yahudi di Yamnia dan menyusun Canon Kitab suci Yahudi, yang mengurangi isinya menjadi 39 kitab (menolak 7 kitab, yang kini dikenal sebagai Deuterokanonika).
Karena para imam Yahudi mencetuskan syarat sendiri :
  1. Harus ditulis dalam bahasa Ibrani
  2. Harus ditulis di Palestina
  3. Sesuai dengan Taurat
  4. Lebih tua dari jaman Ezra
Susunan ini juga dikenal sebagai Canon Palestina 
100 AD s/d 300 AD
Era Para Bapa Gereja, Gereja Katolik tetap menggunakan Canon Alexandria dan tidak mengakui hasil para imam Yahudi. 
325 AD
Konsili Nicaea : Symbolum Apostolorum Nicaene = Credo Nicea 
+/- 380 AD
Penerjemahan Alkitab ke bahasa Latin (Vulgata) yang dilakukan oleh St. Jerome [Hieronimus] 
381 AD
Konsili Calcedon Gereja Coptic [Mesir] memisahkan diri menjadi Gereja Orthodox Coptic 
382 AD
Paus Damasus menetapkan Dekrit Pengakuan 46 PL dan 27 PB 
392 - 404 AD  
Penerjemahan PL dari bahasa Ibrani di Bethlehem 
393 AD
Konsili Hippo : Menetapkan pemakaian Canon Alexandria 46 kitab 
397 AD
Konsili Carthago : Mengukuhkan pemakaian Canon Alexandria

405 AD
Paus St. Innocentius I [401-417 AD]  menutup Canonisasi Alkitab 
1054 AD
Gereja Byzantine memisahkan diri, dicetuskan oleh Michael Cerularius menjadi Gereja Orthodox Yunani 
1517 AD
Martin Luther mencetuskan Protestantisme, keluar dari gereja Katolik dan menggunakan Canon Palestina Untuk menguatkan motto Sola Fide (Iman Saja), Luther bahkan berani  "menambahkan" kata ' saja ' dalam Roma 3:28. sehingga bunyinya menjadi : "Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman saja, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat" 
1534 AD
Henry VIII menyatakan diri sebagai pimpinan gereja, dan tidak mengakui kepemimpinan paus di Roma Berdirinya Gereja Anglican 
1537 s/d 1539 AD
Gereja Anglican mencetak Common Prayer dan Alkitab Protestan 
1546 AD
Konsili Trente : Mengeluarkan dekrit pengesahan Vulgata sebagai satu-satunya versi Alkitab yang diakui sah dalam Gereja Katolik. 
1611 AD
Alkitab Protestan King James Version untuk pertamakali dicetak 
1842 AD
Dibuat terjemahan dalam bahasa Inggris yang resmi dan sah, yang dikenal sebagai versi Douay-Rheims. 
1899 AD
Alkitab Katolik versi Douay-Rheims dicetak ulang

Sumber: http://www.imankatolik.or.id/perjalanan_kitabsuci.htm

Renungan

Injil hari ini (Yoh 3:13-17) berbicara tentang hidup abadi yang akan dialami setiap orang yang percaya pada “Anak Manusia”. Memang “Anak” diutus “Bapa” bukan untuk mengadili, tetapi untuk menyelamatkan. Sebagai gambaran diumpamakan seperti ular tembaga dipancangkan di atas tongkat, supaya setiap orang yang di patuk ular dengan melihatnya diselamatkan (ay.14; Bil 21:9). Demikian “Anak Manusia” ditinggikan di atas kayu salib supaya setiap orang yang percaya memperoleh keselamatan di rumah Bapa (ay. 15). Di dunia ini kita tak punya tempat tinggal yang tetap; kita mencari kediaman abadi.
            
Yesus menyelesaikan kurban-Nya di salib untuk menebus dosa manusia dan dunia. Yesus disalibkan di Puncak Kalvari dengan hukuman salib yang merupakan hukuman bagi penjahat sekelas Barnabas yang dibebaskan hukumannya ketimbang Yesus. Ia bersedia di siksa, dinista, diperlakukan sebagai penjahat hanya untuk menebus dosa manusia.
            
Menyadari bahwa kita ditebus berkat salib Tuhan, maka hendaknya setiap membuat tanda salib dengan penuh hormat dan khidmat melakukan 3 hal dengan menyebut, “Dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus” sambil menepuk dahi, dada dan kedua bahu/kekuatan, yang berarti kita memiliki cara berpikir, cara merasa, cara bersikap dan cara bertindak seperti “Yang Tersalib”. Mari kita datang pada salib dan belajar dari “Yang Tersalib”, yaitu Yesus Sang Juruselamat kita. 

Kalender Litugi Paroki St. Yosef, Bulan September 2013

Kalender Litugi Paroki St. Yosef


Bulan September 2013

Hari
Tgl
Bacaan Kitab Suci
Perayaan Gereja & Warna Liturgi
Minggu
1
Sir 3:17-18.20.28-29; Ibr 12:18-19.22-24a;
Luk 14:1.7-14
Minggu Biasa XXII
Hari Minggu Kitab Suci Nasional (H)
Senin
2
1 Tes 4:13-17a; Luk 4:16-30
(H)
Selasa
3
1 Tes 5:1-6, 9-11; Luk 4:31-37
St. Gregorius Agung, Paus & PG (P)
Rabu
4
Kol 1:1-8; Luk 4:38-44
(H)
Kamis
5
Kol 1:9-14; Luk 5:1-11
(H)
Jumat
6
Kol 1:15-20; Luk 5:33-39
(H)
Sabtu
7
Kol 1:21-23; Luk 6:1-5
(H)
Minggu
8
Keb 9:13-18; Flm 9b-10.12-17; Luk 14:25-33
Minggu Biasa XXIII (H)
Senin
9
Kol 1:24-2:3; Luk 6:6-11
(H)
Selasa
10
Kol 2:6-15; Luk 6:12-19
(H)
Rabu
11
Kol 3:1-11; Luk 6:20-26
(H)
Kamis
12
Kol 3:12-17; Luk 6:27-38
(H)
Jumat
13
1 Tim 1:1-2.12-14; Luk 6:39-42
St. Yohanes Krisostomus, Uskup & PG (P)
Sabtu
14
Bil 21:4-9 atau Flp 2:6-11; Yoh 3:13-17
Pesta Salib Suci (M)
Minggu
15
Kel 32:7-11.13-14; 1 Tim 1:12-17; Luk 15:1-10
Minggu Biasa XXIV (H)
Senin
16
1 Tim 2:1-8; Luk 7:1-10
St. Kornelius, Paus dan Siprianus, Uskup & Martir (M)
Selasa
17
1 Tim 3:1-13; Luk 7:11-17
(H)
Rabu
18
1 Tim 3:14-16; Luk 7:31-35
(H)
Kamis
19
1 Tim 4:12-16; Luk 7:36-50
(H)
Jumat
20
1 Tim 6:2c-12; Luk 8:1-3
St. Andreas Kim Taegon, Imam & Paulus Chong Hasang, dkk, Martir-Korea (M)
Sabtu
21
Ef 4:1-7.11-13; Mat 9:9-13
St. Matius, Rasul Penginjil (M)
Minggu
22
Am 8:4-7; 1 Tim 2:1-8; Luk 16:1-13
Minggu Biasa XXV (H)
Senin
23
Ezr 1:1-6; Luk 8:16-18
(H)
Selasa
24
Ezr 6:7-8.12b.14-20; Luk 8:19-21
(H)
Rabu
25
Ezr 9:5-9; Luk 9:1-6
(H)
Kamis
26
Hag 1:1-8; Luk 9:7-9
(H)
Jumat
27
Hag 2:1b-10; Luk 9:18-22
(H)
Sabtu
28
Za 2:1-5.10-11a; Luk 9:43b-45
(H)
Minggu
29
Am 6:1a.4-7; 1 Tim 6:11-16; Luk 16:19-31
Minggu Biasa XXVI (H)
Senin
30
Za 8:1-8 atau 2 Tim 3:14-17; Luk 9:46-50
St. Hieronimus, Imam & PG (P)