HARI SABTU SESUDAH RABU ABU (U)
Santo Kasimirus; Beata Humbelina
Santo Lusius, Paus; Beata Placida
Bacaan I: Yes. 58: 9b–14
Mazmur: 86:1–2.3–4.5–6; R:11a
Bacaan Injil: Luk. 5:27–32
Sekali peristiwa Yesus melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: ”Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: ”Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: ”Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”
Renungan
Bacaan hari ini memperlihatkan dua tujuan pantang-puasa yang bisa direfleksikan bersama: Pertama, belajar untuk mengendalikan diri sendiri sehingga tidak semena-mena kepada sesama. Yesaya mengajak kita untuk membuka hati dan berlaku baik kepada sesama, membantu atau memberikan solusi terbaik bagi kebutuhan sesama yang menderita, sekaligus mengurangi kejahatan. Itulah yang membuat usaha mati-raga kita berkenan kepada Allah.
Kedua, memiliki sikap lepas-bebas untuk mengikuti Yesus. Lewi, si pemungut cukai, berani meninggalkan segalanya, pekerjaan dan hartanya, dan memilih untuk bergantung sepenuhnya pada kehendak dan rencana Tuhan saja. Seperti Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes (bdk. Mrk. 4:18-22), Lewi menunjukkan komitmen iman yang total kepada Sang Guru dan karya perutusan yang dipercayakan kepada mereka.
Kita tentu tidak ingin didahului oleh unta yang masuk melalui lubang jarum (bdk. Mrk. 10:17-27). Prapaskah melatih kita untuk selalu bersyukur atas berkat Tuhan dalam hidup ini. Rasa syukur itu membantu kita bersikap ugahari karena tahu bahwa apa yang ada pada kita adalah titipan Tuhan untuk dioptimalkan bagi kebahagiaan dan kesejahteraan bersama.
Ya Tuhan, anugerahilah aku semangat ugahari, sikap lepas-bebas terhadap harta dan kelebihan dalam diri, sehingga di Masa Prapaskah ini aku mampu menjadi penyalur rahmat dan berkat-Mu kepada sesama yang membutuhkan. Amin.

Sumber: http://penakatolik.com/2017/03/04/sabtu-4-maret-2017/