Selamat Datang di Gereja Paroki St Yosef Duri . . . . . Welcome to St Yosef Parish Church Duri - INDONESIA
Selamat Datang dan Terima kasih telah mengunjungi situs Gereja Katolik Paroki St.Yosef - Duri, Riau Indonesia. Menjadi Gereja yang Mandiri dan Berbuah, itulah Visi dan Misi Gereja Paroki St Yosef Duri, oleh karena itu peran serta aktif umat dalam pewartaan adalah sesuatu yang sangat diperlukan, untuk itu apabila Saudara-Saudari berminat untuk menyumbangkan pikiran, tenaga, ketrampilan, pengetahuan, dana, waktu dan bantuan apapun termasuk komentar dan usulan, silahkan hubungi kami di: gerejaparokistyosef@gmail.com.

Mengapa Disebut “Rabu Abu”....?

Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaska, yang menandai bahwa kita memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paska. Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan. Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8). Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2).

1. Mengapa hari Rabu?

Nah, Gereja Katolik menerapkan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari. Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu. (Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu).
Jadi penentuan awal masa Prapaska pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paska, tanpa menghitung hari Minggu.

2. Mengapa Rabu “Abu”?

Abu adalah tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6). Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu. Oleh karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”

3. Tradisi Ambrosian

Namun demikian, ada tradisi Ambrosian yang diterapkan di beberapa keuskupan di Italia, yang menghitung Masa Prapaskah selama 6 minggu, termasuk hari Minggunya, di mana kemudian hari Jumat Agung dan Sabtu Sucinya tidak diadakan perayaan Ekaristi, demi merayakan dengan lebih khidmat Perayaan Paskah.
Sumber: http://katolisitas.org/
Doa Angelus
didoakan setiap pukul 06:00 - 12:00 - 18:00
















Maria diberi kabar oleh malaikat Tuhan, bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus.
Salam Maria....

Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.
Salam Maria ....

Sabda sudah menjadi daging, dan tinggal di antara kita.
Salam Maria ....

Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah, supaya kami dapat menikmati janji Kristus.

Marilah berdoa... (hening)
Ya Allah, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus Putra-Mu menjadi manusia; curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan salib-Nya, kami dibawa kepada kebangkitan yang mulia. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami. Amin.


Bahasa Inggris

The angel of the Lord declared unto Mary, and she conceived by the power of Holy Spirit.

Hail Mary, full of grace, the Lord is with you. Blessed are you among women, and blessed is the fruit of your womb, Jesus. Holy Mary, Mother of God, pray for us sinners, now and at the hour of our death. Amen.
Behold the handmaid of the Lord, be it done unto me according to your Word. Hail Mary...
And the Word was made flesh, and dwelt among us. Hail Mary...
Pray for us, O Holy Mother of God. That we may be made worthy of the promises of Christ.
Let us pray: 
Pour forth, we beseech thee, O Lord, Your grace into our hearts, that we to whom the incarnation of Christ Thy son was made known by the message of an angel, may by His Passion and Cross be brought to the glory of His resurrection; through the same Christ our Lord. Amen.

Bahasa Latin

  • Angelus Domini nuntiavit Mariae et concepit de Spiritu Sancto. 


Ave Maria, gratia plena, Dominus tecum,
benedicta tu in mulieribus, et benedictus fructus ventris tui, Jesus.
Sancta Maria, Mater Dei, ora pro nobis peccatoribus, nunc, et in hora mortis nostrae. Amen

  • Ecce, ancilla Domini. Fiat mihi secundum verbum Tuum. Ave Maria...
  • Et verbum caro factum est et habitavit in nobis. Ave Maria...
  • Ora pro nobis, Sancta Dei Genetrix, ut digni efficiamur promissionibus Christi.
Oremus. Gratiam Tuam, quaesumus, Domine, mentibus nostris infunde, ut, qui angelo nuntiante, Christi, Filii Tui, incarnationem cognovimus, per passio nem eius et crucem ad resurrectio nis gloriam perdmur. Per eundem Christum, Dominum nostrum. Amen.


Menlu: 229 WNI terancam hukuman mati

11/02/2015
Menlu: 229 WNI terancam hukuman mati thumbnail
Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi. (Foto: kemlu.go.id)

Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengungkapkan ada 229 warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri terancam hukuman mati.
“Berdasarkan data 229 WNI terancam hukuman mati. Paling banyak di Malaysia, kedua di Saudi (Arabia),” kata Retno usai menghadiri Rapat Koordinasi antara Presiden Joko Widodo dan beberapa menterinya di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (10/2).
Retno mengungkapkan bahwa 229 WNI yang terancam mati paling banyak didominasi kasus narkoba dan pembunuhan.
Menlu mengungkapkan bahwa dalam rapat Presiden Joko Widodo memberikan arahan adanya komitmen kehadiran negara.
“Komitmen kita bahwa negara hadir dalam bentuk pendampingan hukum dan kekonsuleran, termasuk yang terancam hukuman mati,” katanya.
Menurut Retno, kehadiran negara itu dalam bentuk bantuan hukum (lawyer), menghadirkan keluarga untuk bertemu WNI yang menghadapi masalah hukum, upaya diplomasi dengan melibatkan tokoh setempat untuk memperkenalkan dewan pemaaafan setempat.
“Jadi intinya komitmen kita adalah negara hadir dalam bentuk pendampingan hukum dan bantuan kepada para WNI, termasuk terancam hukuman mati,” kata Retno.
Retno juga mengungkapkan bahwa ada 4,3 juta WNI yang berada di luar negeri, dimana 90 persen lebih merupakan pekerja dan perempuan paling besar jumlahnya.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan terhadap WNI yang terancam hukuman mati melalui kedutaan Indonesia.
“Kita akan memberikan bantuan sepenuhnya (soal) pengacara, diplomasi di negara-negara, dimana WNI kita itu diancam hukuman mati,” kata Yasonna. (Antara/satuharapan.com)

Yang sakit adalah daging Kristus, kata Paus saat pimpin doa untuk orang sakit

Foto Paul Haring dari CNS 17 Juni 2013
Perhatian bagi orang yang sakit adalah “bagian integral dari misi Gereja.” Ini adalah kata-kata yang dikatakan Paus Fransiskus dalam sambutan Angelus di hari Minggu, 8 Januari 2015, dari jendela Istana Apostolik, demikian laporan Junno Arocho Esteves dari Zenit.org dari Roma.
Berbicara tentang Injil hari itu mengenai penyembuhan ibu mertua Simon Petrus, Paus merefleksikan perhatian Yesus kepada orang yang terluka baik dalam tubuh maupun dalam roh. Perhatian ini, kata Bapa Suci, adalah ajakan bagi semua umat Kristen untuk “merefleksikan makna dan nilai sakit.”
Tanggal 11 Februari 2015, adalah Hari Orang Sakit se-Dunia. Paus menggunakan kesempatan itu untuk memberkati inisiatif itu serta meminta umat untuk berdoa bagi ketua Dewan Kepausan untuk Pelayanan Pastoral bagi Pekerja Kesehatan, yang sakit parah dan dirawat di rumah sakit di Polandia.
“Marilah berdoa untuk dia, untuk kesehatannya, karena dialah yang mempersiapkan Hari se-Dunia ini. Ia pun menyertai kita dengan penderitaannya hari ini. Marilah berdoa untuk Uskup Agung Zimowski.”
Paus berusia 78 tahun itu melanjutkan sambutannya dengan mengatakan bahwa karya keselamatan Kristus tidak berakhir bersama dengan kehidupan duniawi-Nya, tapi terus melalui Gereja. “Ketika mengirim murid-muridnya dalam misi, Yesus memberikan mandat ganda kepada mereka: wartakanlah Injil keselamatan dan sembuhkanlah orang sakit,” kata Paus. “Taat pada ajaran ini, Gereja selalu menganggap perhatian bagi orang sakit sebagai bagian integral dari misinya.”
“’Orang miskin dan menderita akan selalu ada bersama kalian.’” Yesus memperingatkan hal itu dan Gereja terus menemukan mereka di jalan. Gereja pun memandang orang sakit sebagai jalan istimewa untuk berjumpa dengan Kristus, untuk menyambut dan melayani Dia. Memperhatikan orang sakit, menyambut dia dan melayani dia adalah melayani Kristus. Yang sakit adalah daging Kristus!”
Penderitaan menimbulkan pertanyaan eksistensial tentang makna hidup dan mati. Pertanyaan itu, lanjut Paus, harus dijawab dengan tindakan pastoral Gereja “dalam terang iman” dan melalui misteri Salib.
“Masing-masing kita dipanggil untuk membawa terang Injil dan kekuatan rahmat kepada yang menderita dan kepada yang membantu mereka, anggota keluarga, dokter, perawat, sehingga pelayanan kepada orang sakit dapat dipenuhi lagi dengan kemanusiaan, dengan dedikasi yang murah hati, dan dengan kasih injili, dengan kelembutan,” tegas Paus.
Sebelum doa Angelus, Paus meminta umat beriman untuk berdoa kepada Santa Perawan Maria agar mereka yang sakit dapat mengalami “kuasa kasih Allah dan nikmat kelembutan kebapakannya-Nya.
Di akhir 2014, Paus mengeluarkan pesan Hari Orang Sakit se-Dunia yang dirayakan 11 Februari 2015. Temanya diambil dari Kitab Ayub 29:15: “Aku menjadi mata bagi orang buta dan kaki bagi orang lumpuh.”
Dalam perayaan ke-23 Hari Orang Sakit se-Dunia yang dimulai Santo Yohanes Paulus II, Paus mengajak semua orang sakit, profesional dan sukarelawan bidang kesehatan untuk merenungkan ayat Kitab Ayub itu dari perspektif “sapientia cordis” (kebijaksanaan hati).
“Ketika sakit, kesepian dan ketidakmampuan membuat kita sulit menjangkau orang lain, pengalaman penderitaan dapat menjadi sarana istimewa untuk mengalirkan rahmat dan menjadi sumber untuk memperoleh dan tumbuh dalam cordis sapientia. Kita menjadi paham bagaimana Ayub, di akhir pengalamannya, bisa mengatakan kepada Allah, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau’” (Ayub 42:5), tulis pesan itu.
“Kalau orang yang tercelup dalam misteri penderitaan dan rasa sakit menerima ini dalam iman, mereka sendiri bisa menjadi saksi hidup tentang kemampuan iman dalam menerima penderitaan, bahkan tanpa bisa memahami maknanya yang penuh,” tulis Paus.”(pcp berdasarkan Zenit.org dan Radio Vatikan)
Paus Fransiskus memberkati seorang anak yang sakit saat mengunjungi RS Anak Bambino Gesu di Roma  21 Des 2013 Foto Alessandro Bianchi dari CNS Reuters Pope-Francis-World-day-of-Sick
 Sumber: http://penakatolik.com

Lukis Yesus, Basoeki Abdullah sembuh dari sakit

05/02/2015
Lukis Yesus, Basoeki Abdullah sembuh dari sakit thumbnail
Museum Basoeki Abdullah

Basoeki Abdullah atau Pak Bas, pelukis kenamaan Indonesia, meninggal pada 5 November 1993 di usia 78 tahun. Kematiannya tragis. Seorang pencuri masuk ke kamarnya, di Jalan Keuangan Raya 19, Jakarta, dengan niat menjarah koleksi arlojinya.
Tatkala Basoeki tergeragap, sang pencuri menyambar bedil koleksi Basoeki yang ada dalam almari dan menghantamkannya ke kepala sang pelukis. Januari lalu, dihitung dari tahun kelahirannya (ia lahir pada 27 Januari 1915) genap 100 tahun Basoeki.
Basoeki adalah seorang Katolik. Bekas kamarnya di rumah Jalan Keuangan Raya 19 Jakarta tetap dipertahankan apa adanya. Di samping Kitab Suci, buku-buku rohani, salib besar di dinding, tepat di atas tempat tidurnya juga ada dua repro mozaik Yesus ala Eropa.
Kini, rumah itu menjadi Museum Basoeki Abdullah. “Kami minta ibu Nataya Nareraat (istri keempat Basoeki) menata kamar seperti saat Pak Bas hidup,” kata Joko Madsono, Direktur Museum Basoeki Abdullah.
Ayah Basoeki, pelukis Abdullah Suryosubroto, dan ibunya, Raden Ayu Sukarsih, adalah Muslim. Tapi, di saat remaja, Basoeki memilih menjadi Katolik. Tatkala usianya belasan, Basoeki pernah terkena tifus yang hampir membuatnya meninggal. Di tengah sakit keras itu, ia menggambar figur Yesus Kristus pada kertas.
Ajaib, Basoeki sembuh dari sakitnya. “Daddy (ayah) cerita waktu itu dia seolah mendapatkan vision, lelaki dengan janggut putih yang dipercayainya sebagai Tuhan Yesus,” kata Cicilia, anak Basoeki.
Pada umur 18 tahun, di Yogya, Basoeki minta dibaptis sebagai seorang Katolik. “Basoeki punya nama baptis Fransiskus Xaverius. Basoeki pernah mencantumkan nama FX pada karyanya,” kata Mikke Susanto, konsultan kuratorial benda seni Istana Presiden.
Mueseum Basoeki Abdulah memiliki koleksi dua lukisan konte Basoeki bergambar sosok perempuan dan laki-laki yang tanda tangannya masih ada inisial FX “Ini koleksi langka. Tidak diketahui siapa kedua orang ini,” kata Joko Madsono. (Tempo.co)

Ketaatan itu kunci sukacita dan kreativitas, kata Paus kepada kaum religius

Hari Hidup Bakti Sedunia3
Paus Fransiskus merayakan Misa, di Basilika Santo Petrus pada sore hari tanggal 2 Februari 2015, untuk merayakan Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah dan Hari Hidup Bakti se-Dunia, tepat setahun sebelum penutupan Tahun Hidup Bakti, yang dibuka pada hari Minggu Pertama Adven.
Bapa Suci telah menetapkan Tahun 2015 sebagai Tahun Hidup Bakti.
Pemberkatan lilin-lilin mengawali Misa. Lilin-lilin itu merupakan tanda dan simbol bahwa terang itu adalah Kristus sendiri. Kemudian liturgi dimulai dengan prosesi lilin bernyala ke basilika, saat paduan suara melantunkan antifon, “Kristus, cahaya bangsa-bangsa, dan kemuliaan umat Allah, Israel.”
Dalam Misa itu Bapa Suci memfokuskan homili pada keutamaan ketaatan, kunci kehidupan kaum religius. “Dalam melestarikan langkah ketaatan,” kata Paus Fransiskus, “kebijaksanaan pribadi dan komunal menjadi matang, dan dengan demikian bisa mengadaptasi aturan-aturan  zaman, karena aggiornamento yang sebenarnya adalah buah dari kebijaksanaan ditempa dalam kepatuhan dan ketaatan.”
Sebanyak lima kali Injil berbicara tentang ketaatan Maria dan Yusuf kepada “hukum Tuhan” (bdk Luk 2: 22-24,27,39), kata Paus. “Yesus datang bukan untuk melakukan kehendak-Nya sendiri, melainkan kehendak Bapa. Melakukan kehendak Dia, kata Yesus, adalah “makanan-Ku” (lih Jn4: 34).
Paus pun mengajak semua orang yang mengikuti Yesus untuk taat, sama seperti Kristus yang ‘merendahkan martabatnya.’ Mereka harus merendahkan diri dan melakukan kehendak Bapa, bahkan sampai mengosongkan diri sendiri dan mengambil rupa seorang hamba (bdk. Fil 2: 7-8) demi untuk melayani sesuai peraturan yang ditandai oleh karisma pendiri kongregasi masing-masing.
“Bagi kita semua, Injil tetap menjadi peraturan penting. Kerendahan diri Kristus ini, dan juga kreativitas Roh Kudus yang tak terbatas, juga terungkap dalam berbagai peraturan hidup bakti, meskipun semua ini lahir dari sequela Christi (mengikuti Kristus), dari langkah merendahkan diri dalam pelayanan.”
Melalui “hukum” ini orang-orang yang menjalani hidup bakti mampu mencapai kebijaksanaan, yang bukan merupakan sikap abstrak, tapi karya dan karunia Roh Kudus, tanda dan buktinya adalah sukacita. “Ya, kegembiraan kaum religius adalah konsekuensi dari perjalanan kerendahan diri bersama Yesus,” kata Paus.
Paus Fransiskus mengakhiri homili dengan seruan, yang secara khusus diarahkan kepada semua orang yang menjalani hidup bakti, “Marilah kita membawa orang lain kepada Yesus, tetapi biarkanlah diri kita juga dipimpin oleh Dia. Kita harus seperti ini: memandu tetapi dipandu.”(pcp berdasarkan Radio Vatikan)
Hari Hidup Bakti Sedunia1 Hari Hidup Bakti Sedunia Hari Hidup Bakti Sedunia2
Sumber:http://penakatolik.com/

Tahbisan imam awal pertandingan yang menuntut perjuangan

Awal tahun ini terjadi tahbisan imam di beberapa keuskupan. Salah satunya di Pertapaan Santa Maria Rowoseneng, Temanggung, Jawa Tengah. Namun, menurut abbas pertapaan  itu, Pastor Aloysius Gonzaga Rudiyat OCSO, tahbisan imam baru dapat dilihat sebagai tahap awal yang masih menyusul tahap-tahap selanjutnya yang panjang dan menuntut banyak perjuangan dan pengorbanan.
Maka, jelas Abbas Gonzaga dalam sambutan usai tahbisan imam Pastor Maximilianus Slamet Widodo OCSO dan Pastor Antonius Anjar Daniadi OCSO di Rowoseneng, 25 Januari 2015, “upacara tahbisan imam hari ini dapat dilihat sebagai bunyi peluit yang menandakan dimulainya pertandingan atau serangan yang sebenarnya.”
Kedua imam baru yang berasal dari Paroki Santo Paulus Sendangguwo Semarang itu sedang memasuki suatu babak baru dalam hidup mereka, jelas abbas itu.
Abbas itu menjelaskan, komunitas yang dipimpinnya menjalani tata kehidupan yang berguru kepada Santo Benediktus yang menulis peraturannya pada abad ke-6. Merujuk peraturan Santo Benediktus, abbas memberi pesan kepada kedua imam itu, “Ia harus tahu bahwa ia jauh lebih tunduk pada tata tertib yang  ditentukan oleh peraturan. Janganlah imamatnya dipakai sebagai dalih untuk melupakan ketaatan.”
Abbas Gonzaga juga mohon doa restu bagi kedua imam baru agar anugerah imamat, yang baru mereka terima, membaharui dan meningkatkan tekad mereka untuk makin lama makin maju dalam perjalanan menuju Allah.
Kedua imam itu ditahbiskan oleh Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Pujasumarta. Dalam homilinya, Mgr Pujasumarta menyampaikan bahwa tahbisan imam adalah peristiwa dari kehendak manusia untuk mau menyatakan bahwa hidupnya adalah hidup yang ilahi. “Yang ilahi itu bukan konsep yang tidak jelas tetapi pribadi yang hidup dan sungguh-sungguh berarti pada dirinya.”
Keilahian itu, menurut uskup agung itu, sungguh-sungguh dekat dengan manusia. “Kita bisa belajar dari apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia mengalami yang ilahi itu sebagai yang bermakna bagi hidup-Nya.”
Mgr Pujasumarta berharap, tahbisan imam memperteguh Gereja supaya memiliki pengalaman akan Allah secara benar dan baik. “Kehadiran imam-imam tentu memperteguh kehidupan Gereja yang berdoa sekaligus aktif mewartakan Kerajaan Allah,” kata Mgr Pujasumarta seraya berterima kasih atas kehadiran para rahib di Rowoseneng  dan rubiah di Gedono yang membuat Gereja menjadi Gereja yang berdoa.
Dalam tahbisan yang dihadiri sejumlah imam, biarawan-biarawati dari berbagai tarekat, keluarga dan kerabat dari dua imam tertahbis itu, imam yang baru Pastor Maximilianus Slamet Widodo OCSO mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah lelah mengasihi mereka.
“Ia tak pernah menyerah untuk selalu memanggil kami. Itulah alasan kami memakai moto ‘Love never gives up’. Kasih itu pantang menyerah. Kasih tersebut tak pernah lelah untuk mendampingi dan membimbing dalam rentang hidup kami selama ini dan selamanya nanti,” kata imam baru itu.
AR Supardi, orangtua dari salah satu imam itu berharap, kedua imam itu taat dan setia. “Walaupun tantangan semakin besar, tapi karena Tuhan menyertai pasti dia akan taat sampai akhir,” katanya.
Dari berbagai laporan yang diterima PEN@ Katolik, tanggal 31 Januari 2015 Uskup Manado Mgr Josef Theodorus Suwatan MSC menahbiskan dua imam diosesan atau projo yakni Pastor Ambraham Ramlan Mantow Pr dan Alfianus Windy Tangkuman Pr di Gereja Hati Kudus Yesus Tomohon. Sehari sebelumnya, 29 Januari 2015, Uskup Agung Medan Mgr Anicetus Sinaga OFMCap menahbiskan delapan imam di Gereja Santo Yoseph Pematangsiantar, Sumatera Utara, dan 6 Januari 2015 Uskup Timika Mgr John Philip Saklil Pr menahbiskan 10 imam baru (delapan imam diosesan dan dua imam OFM) di Gereja Kristus Sahabat Kita Nabire, Papua.(Lukas Awi Tristanto)
IMG_8935
Sumber:http://penakatolik.com/2015/01/31/tahbisan-imam-awal-pertandingan-yang-menuntut-perjuangan/