Selamat Datang di Gereja Paroki St Yosef Duri . . . . . Welcome to St Yosef Parish Church Duri - INDONESIA
Selamat Datang dan Terima kasih telah mengunjungi situs Gereja Katolik Paroki St.Yosef - Duri, Riau Indonesia. Menjadi Gereja yang Mandiri dan Berbuah, itulah Visi dan Misi Gereja Paroki St Yosef Duri, oleh karena itu peran serta aktif umat dalam pewartaan adalah sesuatu yang sangat diperlukan, untuk itu apabila Saudara-Saudari berminat untuk menyumbangkan pikiran, tenaga, ketrampilan, pengetahuan, dana, waktu dan bantuan apapun termasuk komentar dan usulan, silahkan hubungi kami di: gerejaparokistyosef@gmail.com.

Ibadat Harian Gereja Katholik

Ibadat Harian Gereja Katholik
Konsili Vatikan II melalui Dekrit tentang Liturgi Suci menganjurkan agar Doa Ofisi atau Ibadat Harian didoakan oleh para imam maupun anggota-anggota Gereja lainnya, dan dengan demikian semua yang mendoakannya tergabung dalam kesatuan Doa Gereja di seluruh dunia dalam kesatuan dengan Kristus sang Kepala. Doa ini juga dikenal dengan sebutan doa brevir (Liturgy of the hour)  maksudnya adalah doa-doa yang disampaikan untuk menguduskan jam-jam di sepanjang hari sebagai pujian kepada Tuhan. 
Doa- doa ini umum didoakan di biara sebanyak tujuh kali sehari, mengikuti apa yang tertulis di kitab Mazmur, “Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.” (Mzm 119:164). Mengingat penting dan indahnya doa ini dalam kehidupan Gereja, maka Konsili mengajak semua umat untuk dapat mengambil bagian di dalam doa Gereja ini, terutama mereka yang tergabung di dalam karya-karya kerasulan Gereja.
Demikianlah anjuran Konsili Vatikan II tentang doa Ofisi ini:

“83. (Ibadat harian, karya Kristus dan Gereja)

Dengan mengenakan kodrat manusiawi, Kristus Yesus, Imam Agung Perjanjian Baru dan kekal, telah memasukkan ke dalam pengasingan di dunia ini, madah yang di sepanjang segala abad dinyanyikan di bangsal surgawi. Ia menghimpun seluruh umat manusia di sekeliling-Nya, dan mengikut-sertakannya melambungkan kidung pujian ilahi-Nya.
Sebab Ia melestarikan tugas imamat-Nya itu melalui Gereja-nya. 
Gereja tiada putusnya memuji Tuhan dan memohonkan keselamatan seluruh dunia bukan hanya dengan merayakan Ekaristi, melainkan dengan cara-cara lain juga, terutama dengan mendoakan Ibadat Harian.

84.

Berdasarkan Tradisi kristiani yang kuno Ibadat Harian disusun sedemikian rupa, sehingga seluruh hari, siang dan malam disucikan dengan pujian kepada Allah. Adapun bila nyanyian pujian yang mengagumkan itu dilaksanakan dengan baik oleh para imam dan orang-orang lain, yang atas ketetapan Gereja ditugaskan untuk maksud itu, atau oleh umat beriman, sambil berdoa bersama dengan Imam memakai bentuk yang telah disahkan, pada saat itu sungguh merupakan suara Sang Mempelai sendiri, yang berwawancara dengan Mempelai Pria, bahkan juga doa Kristus beserta Tubuh-Nya kepada Bapa.

85.

Maka dari itu semua orang yang mendoakan Ibadat Harian, menunaikan tugas Gereja, maupun ikut serta dalam kehormatan tertinggi Mempelai Kristus. Sebab seraya melambungkan pujian kepada Allah mereka berdiri di hadapan takhta atas nama Bunda Gereja.

86. (Nilai pastoral Ibadat Harian)

Para imam yang mengemban pelayanan pastoral yang suci, akan mendoakan Ibadat Harian dengan makin bersemangat, semakin mereka sadari secara mendalam bahwa mereka harus mematuhi nasehat Paulus: “Berdoalah tiada hentinya” (1Tes 5:17). Sebab hanya Tuhanlah yang dapat mengarurniakan hasil guna dan pertumbuhan kepada karya yang mereka laksanakan, menurut sabda-Nya: “Tanpa Aku kamu tidak berbuat apa-apa” (Yoh 15:5). Maka ketika mengangkat para diakon, para Rasul berkata: “Kamu sendiri akan memusatkan pikiran pada pelayanan sabda” (Kis 6:4).

87.

Tetapi supaya dalam kenyataan sekarang ini Ibadat Harian didoakan dengan lebih baik dan lebih sempurna oleh para imam maupun para anggota Gereja lainnya, konsili suci – seraya melanjutkan pembaharuan yang telah dirintis dengan baik oleh Takhta suci – berkenan menetapkan hal-hal berikut tentang Ibadat Harian menurut Ritus Romawi.

88. (Peninjauan kembali pembagian waktu Ibadat menurut Tradisi)

Tujuan Ibadat Harian adalah pengudusan seluruh hari. Maka pembagian waktu ibadat yang kita waris hendaknya ditata kembali sedemikian rupa, sehingga ibadat-ibadat sedapat mungkin dilaksanakan pada saat yang tepat, sekaligus juga diperhitungkan situasi hidup zaman sekarang, terutama bagi mereka yang bertekun menjalankan karya-karya kerasulan.

89.

Maka penataan kembali Ibadat harian hendaknya dilaksanakan menurut kaidah-kaidah berikut:
a) Menurut tradisi mulia Gereja semestaLaudes (Ibadat Pagi) dan Vesper (Ibadat Sore) harus dipandang dan dirayakan sebagai Poros Pangkap Ibadat Harian, sebagai dua Ibadat yang utama;
b) Ibadat penutup (Kompletorium) hendaknya disusun sedemikian rupa, sehingga sungguh cocok dengan akhir hari;
c) Yang disebut Matutinium, meskipun bila didaras dalam koor tetap memiliki ciri pujian malam, hendaklah disesuaikan sedemikian rupa, sehingga dapat didoakan setiap saat pada siang hari; dan jumlah mazmurnya hendaknya jangan terlalu banyak, sedangkan bacaan-bacaannya hendaknya lebih panjang;
d) Ibadat Prima hendaklah ditiadakan;
e) Dalam koor ibadat-ibadat singkat, yakni Tertia, Sexta dan Nona, hendaklah dipertahankan. Dalam pendarasan di luar koor boleh dipilih salah satu dari ketiganya, yakni yang cocok dengan saat hari yang bersangkutan.

90. (Ibadat Harian sumber kesalehan)

Kecuali itu sebagai doa resmi Gereja Ibadat Harian menjadi sumber kesalehan dan membekali doa pribadi. Oleh karena itu para imam dan semua orang lain yang ikut mendaras Ibadat Harian diminta dalam Tuhan supaya dalam melaksanakannya, hati mereka berpadu dengan apa uang mereka ucapkan. Supaya itu tercapai dengan lebih baik, hendaknya mereka mengusahakan pembinaan yang lebih mendalam tentang liturgi dan Kitab suci, terutama mazmur-mazmur.
Adapun dalam melaksanakan pembaharuan hendaknya perbendaharaan Ibadat Romawi yang terpuji dan abadi itu disesuaikan sedemikian rupa, sehingga siapa saja yang mewarisinya dapat menikmatinya secara lebih leluasa dan lebih mudah…..” (Konsili Vatikan II, Konstitusi Liturgi Suci,Sacrosanctum Concilium, 83-90)
Dengan demikian, kita semua sebagai anggota Gereja, diundang untuk turut memadahkan doa pujian kepada Allah Bapa dalam kesatuan dengan Kristus dan seluruh anggota Gereja dalam doa Ibadat Harian ini. 
Teks doa Ibadat Harian ini dapat diperoleh secara online, di situs Kapusin (dalam bahasa Indonesia), klik di sini dan di situs Universalis (dalam bahasa Inggris), silakan klik
Dua doa yang utama yang merupakan sendi dari keseluruhan doa harian itu adalah doa pagi (Morning prayer/Lauds) dan doa sore (Evening Prayer/Vespers) yang teksnya dapat diperoleh di link tersebut.
Mari kita melambungkan mazmur pujian kepada Tuhan dan menggabungkan doa-doa kita dalam kesatuan dengan seluruh Gereja, terutama dengan mendoakan doa pagi (Morning Prayer/ Lauds) dan doa sore (Evening Prayer/ Vespers) tersebut. 
Semoga terus bergemalah pujian kepada nama Allah Tuhan kita di seluruh dunia!
Sumber: http://katolisitas.org/9802/gereja-menganjurkan-doa-ofisi-divine-office-ibadat-harian

No comments:

Post a Comment