Selamat Datang di Gereja Paroki St Yosef Duri . . . . . Welcome to St Yosef Parish Church Duri - INDONESIA
Selamat Datang dan Terima kasih telah mengunjungi situs Gereja Katolik Paroki St.Yosef - Duri, Riau Indonesia. Menjadi Gereja yang Mandiri dan Berbuah, itulah Visi dan Misi Gereja Paroki St Yosef Duri, oleh karena itu peran serta aktif umat dalam pewartaan adalah sesuatu yang sangat diperlukan, untuk itu apabila Saudara-Saudari berminat untuk menyumbangkan pikiran, tenaga, ketrampilan, pengetahuan, dana, waktu dan bantuan apapun termasuk komentar dan usulan, silahkan hubungi kami di: gerejaparokistyosef@gmail.com.

KESAKSIAN: Lurah Susan tak menanggalkan salib

Lurah Susan tak menanggalkan salib di leher saat memimpin kelurahan

Share Button
DSCN3951
Ketika ditempatkan menjadi Lurah Lenteng Agung oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di tahun 2013, lurah kelahiran Jakarta, keturunan Manado yang beragama Kristen ini sangat kontroversial karena warga yang dipimpinnya menolak dengan alasan non-Muslim dan seorang perempuan.
Untuk mendengarkan pengalaman memimpin kelurahan di tengah berbagai perbedaan, Sumber Daya Rasuli (Sudara) Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), kelompok kategorial Katolik yang menghimpun para praktisi Human Resort Development (HRD) yang bertugas di berbagai perusahaan di Jakarta dan sekitarnya, menggelar diskusi dengan menghadirkan lurah itu.
Lurah Susan Jasmine Zulkifli mengatakan dalam diskusi di Gedung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta, 17 Juli 2014, bahwa ada seorang warga kelurahan Lenteng Agung di Kecamatan Jagakarsa, yang menganjurkan agar dia melepaskan salib saat melaksanakan tugas sebagai pemimpin kelurahan. Tapi, dia tidak menanggalkan salib di lehernya “karena itu kepercayaan saya.”
Lurah Susan, tegas mengatakan: “Saya tidak menerima anjuran melepaskan salib. Saya menentangnya. Kita menjalankan kewajiban agama yang dianut masing-masing dan tidak ada masalah. Saya tetap seorang Kristen dan saya tetap menghargai Anda sebagai penganut non-Kristen. Meskipun saya Kristen saya tetap menghargai warga kelurahan yang mayoritas Muslim.”
Sekitar 50 anggota Sudara KAJ menghadiri diskusi bertopik “Memimpin Dalam Tekanan”  itu. Mengawali sharing, Susan mengatakan ditempatkan di kelurahan itu melalui program lelang jabatan yang digagas oleh Joko Widodo, karena disemangati puteri semata wayangnya, Claudia Gabriella. Kepala seksi di Kelurahan Senen itu melewati proses itu, dinyatakan lolos dan ditempatkan di Lenteng Agung.
Ketika ditetapkan sebagai lurah, Susan menerima sms berisi teror penolakan dengan alasan non-Muslim dan seorang perempuan. Dia dilantik tanggal 27 Juni 2013. Namun, hari-hari setelah pelantikan dilewati Susan dengan demo warga. Ia bahkan mendapat surat yang ditandatangani warga bahwa ia ditolak.
Sekitar 10 ustad bersih keras menolak. “Saya menemui sang ustad satu persatu. Ada yang menerima kedatangan saya sebagai lurah,ada juga tidak.” Ada kekhawatiran bahwa kehadirannya di Lenteng Agung akan membangun gereja. “Menjadi lurah untuk melayani semua orang bukan orang Kristen saja. Soal pembangunan gereja sudah diatur dalam Peraturan Bersama Menteri,” itu jawab Lurah Susan.
Setiap terjadi demonstrasi, lanjut Susan, dia selalu berkomunikasi dengan Basuki Tjahya Purnama (Ahok) dan “Saya pasang badan, karena saya yakin anak Tuhan Yesus pasti akan dijaga.” Dia juga mengaku, ketika demo akan dilakukan warga ia segera menghubungi pastor dan pendeta untuk mendoakan dia. Yakin bahwa tugas yang dia emban bukan ringan, maka “saya memerlukan dukungan doa dari pendeta dan pastor sebagai pembimbing rohani saya.”
Di hadapan anggota Sudara KAJ, Lurah Susan, yang juga menggunakan gaya blusukan dalam pelayanannya, mengaku siap menerima hujatan, penolakan dan cemoohan dengan pendekatan dan dialog, “sehingga saya mengetahui apa yang menjadi penyebab penolakan mereka.” Kelurahan Lenteng Agung memiliki luas wilayah 250 ha, terdiri dari 10 rukun warga dan 144 rukun tetangga.
Lurah Susan mengaku tidak percaya seratus persen laporan staf, maka sebagai pelayan masyarakat dia harus turun dan melihat secara langsung. “Kadang laporan yang diterima tidak sesuai dengan lapangan. Maka, saya harus turun dan melihat langsung apa yang terjadi di tengah masyarakat.”
Menjawab pertanyaan seorang peserta tentang apa yang diharapkan dari generasi muda, Lurah Susan mengatakan, “Pertama, jangan merasa diri minoritas.”(Konradus R Mangu)
Sumber: http://penakatolik.com/2014/07/24/lurah-susan-tak-menanggalkan-salib-di-leher-saat-memimpin-kelurahan/
Share Button

No comments:

Post a Comment