Ratusan calon imam diterjunkan untuk membersihkan lingkungan
12/02/2016Sekitar 240 siswa seminari menengah di Timor-Leste pada Rabu Abu (awal masa Prapaskah) pada 10 Februari diterjunkan untuk membersihkan fasilitas umum dan jalan-jalan di ibukota Dili.
Dipimpin oleh Pastor Angelo Salsinha, rektor Seminari Menegah St. Maria Fatima, para siswa membersihkan jalan dan saluran air di Dili, termasuk pemakaman Santa Cruz, di mana banyak pemuda Timor-Leste dibunuh oleh militer Indonesia pada 12 November 1991.
Pastor Salsinha mengatakan kepada ucanews.com bahwa kegiatan itu tidak hanya menandai Rabu Abu, tapi juga menyadarkan masyarakat untuk memelihara lingkungan mereka.
“Orang-orang membuang sampah di mana saja. Ketika hujan datang sampah menutupi saluran air, dan akhirnya kota kebanjiran,” katanya.
Dia mengatakan aksi warga dimaksudkan sebagai respon lokal untuk menanggapi seruan Paus Fransiskus dalam ensikliknya Laudato si’, yang menyerukan umat manusia untuk melestarikan bumi dan lingkungan hidup.
Pastor Salsinha mengatakan bahwa para siswa akan berpartisipasi dalam kegiatan lain selama masa Prapaskah ini, termasuk mengunjungi orang sakit di rumah sakit di dan sekitar Dili.
Zeca Ramiro Mota de Araujo, seorang siswa berusia 18 tahun di sekolah itu mengatakan kepada ucanews.com bahwa teman-teman sebayanya harus bertanggung jawab menjaga lingkungan yang bersih dan sehat di ibukota mereka.
“Anda dapat menemukan tempat sampah di mana saja, tapi orang-orang masih membuang sampah sembarangan. Pemerintah telah menyiapkan tempat-tempat sampah,” kata De Araujo.
Para siswa Seminari Menengah St Maria Fatima.
Membuka mata
Wakil pemerintah Dili, Zeca Smith mengatakan ia berharap kegiatan siswa akan membuka mata warga setempat tentang bagaimana mereka melihat dan merawat lingkungan mereka.
“Pemerintah menyediakan 30 tempat sampah di mana orang bisa membuang sampah. Tapi, sayangnya mereka membakar sampah,” kata Smith kepada ucanews.com.
Joao Camoes, 66, seorang pekerja kebersihan kota itu, merasa senang dengan para siswa. Dia mengatakan Prapaskah adalah kesempatan baik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kota mereka bersih.
“Mudah-mudahan dengan keteladanan para seminaris, orang akan mengikuti,” kata Camoes.
Seminari Menengah St. Maria Fatima diresmikan oleh penerima Nobel Perdamaian Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo pada 3 Februari 1996.
Sumber: ucanews.com
No comments:
Post a Comment