Renungan Selasa, 05 Mei 2015: Hadapi Konflik
Pekan Paskah V; Kis 14:19-28; Mzm 145; Yoh 14:26-31a
Perjalanan Paulus dan Barnabas berlanjut. Penolakan dan penerimaan terus mengalir ke mana pun mereka pergi. Ketika mereka mewartakan Injil di Kota Listra, orang-orang Yahudi dari Ikonium dan Antiokia datang lagi. Kalau dulu di Ikonim mereka hanya diancam, sekarang jadi nyata. Paulus dilempari batu dan diseret keluar kota karena dianggap sudah mati. Artinya, luka-luka di tubuh Paulus sangat serius sampai dikira sudah mati. Tapi Paulus tidak menyerah. Paulus dan Barnabas kemudian kembali ke Listra, Ikonium, dan Antiokia, tempat tempat di mana mereka pernah ditolak dan disiksa. Di sini tampak bahwa konflik bukan suatu hal yang harus dihindari, tetapi diselesaikan dalam waktu yang tepat, tanpa dendam atau pun amarah.
Hal yang menggerogoti pewartaan Injil adalah konflik, entah apa pun bentuknya. Banyak orang menghindari konflik dengan cara berhenti dalam pelayanan atau berpindah tempat mencari yang baru, dan tidak pernah lagi mau menginjakkan kaki di tempat yang lama. Dalam hal ini, lagi-lagi Paulus dan Barnabas memberi contoh luar biasa. Semangat mewartakan Injil tidak boleh dikalahkan oleh konflik yang disebabkan oleh kelemahan manusiawi kita. Kunci dari semua adalah Damai Sejahtera yang diwariskan Kristus kepada Gereja-Nya.
No comments:
Post a Comment