Ajaran Kasih dan Pengampunan 77x7 Kali
Romo Terkasih,
Apakah di paroki St Yakobus masih berlaku ajaran Kasih dan pengampunan 77x7 kali? Masalahnya, mengapa ada tanda kasih dibatalkan dengan alasan yang tidak manusiawi.
Dari Edward, Surabaya.
Bp Edward yang dikasihi Tuhan,
- Ajaran Kasih (Mrk 12:28-34) tidak boleh dibatalkan. Kasih itu ibarat bagi ikan, air dalam aquarium. Manusia diciptakan dan hidup karena-dengan-dalam Kasih Allah. Maka perintah Kasih bukan sekedar hukum (harus-harus, sanksi-hukuman) tapi perintah kehidupan. Keluar dari situ, kamu mati (Yoh 15:5-6).
- Tapi Tuhan Yesus menjelas kan makna Kasih dengan ajaran lain yang nampaknya bertentangan dengan Kasih. "Barangsiapa menyesatkan anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik jika batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ditenggelamkan ke laut” (Mat 18:6). Dengan ini Tuhan mau menjelaskan Tujuan Kasih adalah manusia. Dan ukuran kasih adalah kemanusiaan. Bukan keselamatan satu orang, tapi semua orang, lebih-lebih anak kecil. Kasih yang melindungi manusia dari celaka itu kasih sejati. Kita kira, mengikat orang dengan batu lalu menenggelamnya ke laut itu bukan kasih. Sebaliknya! Itu perbuatan kasih sebab menyelamatkan manusia. Juga perbuatan Allah Bapa yang tidak menjawab Putera yang mohon bebas dari salib (Lukas 22:41-44), bukan jahat, tapi perbuatan kasih, sebab mementingkan keselamatan manusia.
- Ada tiga sifat yang membedakan Kasih Allah dari kasih masyarakat.
- Pertama, rasionil. ”Mata” melèk. Mendapat banyak pengetahuan. Mampu identifikasi dan memilah-milah.
- Kedua, tidak kedagingan. Kedagingan berarti ”Yok opo énaké, dudu yok opo apiké”. Dan kedagingan itu buta, tak mampu membedakan madu-racun. Asal enak dimakan. Yang pahit dimuntahkan. Tapi Kasih mau menderita demi orang lain.
- Ketiga, terarah keluar. Kalau pusat Kasih Allah ada pada Diri sendiri, Dia tak akan menciptakan manusia. Tapi pusat Kasih Allah ada di luar Diri-Nya. Pada manusia. Maka Allah mau berbagi ”ada”, kekayaan, dan ke-muliaan, bahkan bertaruh nyawa demi keselamatan manusia.
- Tiga hal (mampu melihat, pengetahuan, mampu memanagenya) itu hak dan keharusan semua orang (bukan monopoli guru). Sebab tanpa 3 hal tsb. orang akan masuk jurang. Sekarangmakin banyak sekali orang mempunyai 3 hal tsb. Maka sebaiknya ada kerja sama dalam 3 hal tsb, agar lebih tajam penglihatan, lebih banyak pengetahuan, dan lebih bijaksana. Tapi 3 hal itu ber-proses: bukan hanya pelan-pelan tahu banyak, tapi juga pelan-pelan mampu memanagenya (bijaksana). Bukan hanya anak kecil (walaupun ahli T.I.) tapi gurupun harus pelan-pelan tahu banyak (termasuk situs terlarang). Karena kebijaksana-an tidak mesti seimbang dengan pengetahuan, sebaiknya jangan tergesa-gesa tahu banyak dan jangan sembarangan berkecimpung di situ.
RD B. JUSTISIANTO
No comments:
Post a Comment