Orang Kristen menjadi kelompok teraniaya paling banyak di dunia
26/04/2017
Seorang polisi Pakistan berjalan dekat lokasi ledakan bom bunuh diri yang menargetkan keluarga Kristen di sebuah taman terbuka di Lahore, 28 Maret, 2016. (Arif Ali/AFP)
Ketika berbicara tentang penganiayaan berbasis agama, orang-orang Kristen menjadi kelompok yang paling menjadi target di seluruh dunia, demikian sebuah laporan yang dikeluarkan pekan lalu.
Laporan bertajuk “Di Bawah Pedang Caesar” yang merupakan proyek gabungan Universitas Notre Dame dan Pusat Kebebasan Beragama Berkley Center di Universitas Georgetown , dipublikasikan tanggal 20 April di Washington D.C.
Laporan itu tidak hanya mendokumentasi penganiayaan terhadap umat Kristen di seluruh dunia, tapi juga tentang bagaimana mereka menanggapi penganiayaan.
“Orang-orang Kristen menjadi kelompok yang menjadi target utama,” kata laporan tersebut seperti dilansir Catholic News Agency.
Ada tiga jawaban yang lazim dari komunitas-komunitas Kristen terhadap kekerasan yang mereka alamai seperti: bertahan hidup, strategi untuk berbaur, dan konfrontasi, meskipun jawaban yang terakhir tidak lazim.
Bertahan hidup mencakup pilihan kelompok-kelompok Kristen untuk bertahan di mana mereka berada meskipun mengalami penganiayaan, misalnya kelompok minoritas di Iraq dan Syria, berkumpul secara rahasia untuk berdoa seperti gereja bawah tanah di Cina atau mempertahankan hubungan dengan rejim yang berkuasa.
Komunitas-komunitas Kristen juga menggunakan ‘strategi asosiasi’ dengan membangun hubungan dengan lembaga-lembaga non pemerintah atau kelompok internasional seperti PBB, atau memperkuat hubungan sosial mereka di negara mereka tinggal melalui layanan sosial atau menerapkan strategi memaafkan.
Contohnya Kristen Koptik dan Muslim di Mesir yang berusaha bersama-sama untuk saling melindungi gereja dan masjid dari kekerasan tahun 2011.
“Tanggapan orang Kristen terhadap penganiayaan hampir selalu tanpa kekerasan, dengan sedikit pengecualian, tidak melibatkan aksi terorisme,” demikian laporan tersebut.
Beberapa dari kelompok Kristen yang sangat teraniaya terjadi di negara-negara yang terisolasi dan tertutup terhadap penelitian dari luar, misalnya Korea Utara, Eritrea, Somalia, dan Yaman.
Orang-orang Kristen di seluruh dunia berusaha untuk menerapkan dialog, membangun hubungan yang baik dengan kelompok lain dalam masyarakat, dan tanpa kekerasan, lanjut laporan tersebut.