Selamat Datang di Gereja Paroki St Yosef Duri . . . . . Welcome to St Yosef Parish Church Duri - INDONESIA
Selamat Datang dan Terima kasih telah mengunjungi situs Gereja Katolik Paroki St.Yosef - Duri, Riau Indonesia. Menjadi Gereja yang Mandiri dan Berbuah, itulah Visi dan Misi Gereja Paroki St Yosef Duri, oleh karena itu peran serta aktif umat dalam pewartaan adalah sesuatu yang sangat diperlukan, untuk itu apabila Saudara-Saudari berminat untuk menyumbangkan pikiran, tenaga, ketrampilan, pengetahuan, dana, waktu dan bantuan apapun termasuk komentar dan usulan, silahkan hubungi kami di: gerejaparokistyosef@gmail.com.
Visi dan Misi 
Gereja Paroki St. Yosef Duri

Visi

Menjadi Gereja yang Mandiri dan Berbuah

Misi
Untuk mewujudkan cita-cita ini, Gereja Paroki St Yosef Duri menetapkan beberapa tugas pokok berikut untuk dijalankan dalam 7 (tujuh) tahun kedepan
  1. Meningkatkan pengetahuan dan penghayatan liturgi
  2. Mengembangkan katekese sebagai sarana pewartaan dan peningkatan kesadaran untuk hidup mengereja dan bermasyarakat
  3. Meningkatkan pelayanan dalam bidang pengembangan social ekonomi (PSE), pendidikan dan kesehatan
  4. Meningkatan persekutuan dalam keluarga, KGB, dan kelompok kategorial
  5. Meningkatkan kesaksian sebagai orang katolik

Selamat Bekerja
Shalom Aleikhem

---------------------------------------------------------------------------------

PERSONALIA DEWAN PASTORAL PAROKI 
SANTO YOSEF DURI
MASA BAKTI 2015-2018

Ketua Umum                         : RD. Otto Processus Hasugian
Wk. Ketua Umum                 : RD. Adrianus Bae Maeman
Wakil Ketua 1                       : Bpk. Fx Nugroho
Wakil Ketua 2                       : Bpk. Daniel Paulus Tarihoran
Sekertaris I                            : Sdri. Margaretha Hesti Ariesta
Sekertaris II                           : Sdri. Fitriani Pinayungan
Bendahara I                           : Sr. Lidwina Sinaga, KYM
Bendaharra II                         : Bpk. Romanus Sitanggang
Anggota                                 : Bpk. B.N. Wirawan (Wilayah Sebanga I)
                                                  Bpk. Hamid Siregar ( Wilayah Sebanga II)
                                                  Bpk. Irawan Adianto (Wilayah Vincentius)
                                                  Bpk. Rudy Tandyo (Wilayah Simpang Padang)
                                                  Bpk. Makdin Manurung ( Wilayah Sejahtera)
                                                  Bpk. R.S. Tarihoran (Wilayah Balai Raja)
                                                  Bpk. W. Sidabukke ( Wilayah Kandis)
                                                  Bpk. M. Manullang ( Wilayah Tanah Putih )
                                                  Bpk. A.D. Situmorang (Wilayah Rimbo Melintang)


I.        Seksi Liturgi                                            : Bpk. Maximianus Sumardi
-          Paduan suara & Organis                : Bpk. Laurentius Sarjiana
-          Lektor & Pemazmur                       : Ibu Tety Sahat, Ibu Rachel          
-          Misdinar                                         : Bp. Yohanes Susanto
-          Dekorasi Gereja                              : Ibu R.A. Novyany Herry Pratala
-          Busana dan perlatan liturgy               : Ibu T. Br. Sitorus, Ibu Maria Mardiana
-          Adorasi                                            : Bp. Yohanes Susanto


II.     Seksi Katekese                                          : Bpk. Baltasar (Rio)
Ibu Vera Ginting
-          Administrasi / Humas                       : Bpk. Tadeus Sarno
-          Baptis bayi                                       : Bpk. Prayitno
-          Komuni pertama                              : Bpk. L. Siregar
-          Pelajaran Agama sekolah negeri : Ibu Rumenda / Ibu Lasria Gultom
-          Bahan pertemuan APP/Adven         : Bpk. Tadeus Sarno, Bpk. M. Sumardi
                                                              : Bpk. Bayu Umboro
-          Pelajaran resmi Katolik                    : Bpk. Y. Susanto, Bpk.Yohanes Juniardi

III.   Seksi PSE/APP                                                          
-          Kesehatan                                         : Ibu Titik Sugiarti
-          Ekonomi                                            : Sr. Margareth S, KYM, Bpk. Sumarlin
-          Pendidikan & Anak Asuh                   : Bpk. Josef Pantas
  Bpk. Chriswandaru
                                                              Bpk. Andy Wirawan
                                                              Ibu Esmeralda Josef
                                                              Ibu Anis Wirawan
  Ibu Kurnia Sigid Kusworo



IV.  Seksi Kerasulan Keluarga                          : Bpk. Didik Warsita
                                                                                    : Ibu R.A. Novyany Herry Pratala

V.     Seksi Pemberdayaan Perempuan                       : Ibu Roma Br. Lumbangaol
  Ibu Gerda Simanungkalit (WKRI)
  Ibu Ida Br. Sitorus

VI.  Seksi Kepemudaan                                     : Bpk. Willy
  Bpk. Yulius Swarjoko
  Sdr. Ampu, Sdr. Kisar Purba, Sdri. Ermina

VII.            Seksi Bina Iman Anak & Remaja                    : Ibu. Ermina (Ibu Ning)
  Ibu Silvia Motoh, Ibu Cicilia, Ibu Wahyu


VIII.         Seksi Perawatan Gereja                      : Bpk. Andy Lingga
-          Sound system                                    : Bpk. Sukristiono
-          Listrik / Elektrikal                               : Bpk. Teguh / Bpk. Sukristiono / Sdra. Ampu
-          Gedung Gereja / Kebersihan Gereja     : Bpk. Julius
-          Perlengkapan Gereja                                 : Bpk. Bani Mursanto
-          Inventaris Gereja                            : Sdr. Yudha Christyawan
 
IX.     Seksi Rumah tangga Pastoran                : Ibu Siska Br Tindaon
  Ibu Yuni Muji
  Ibu Udurlan Harianja
  Ibu Marji
  Ibu Jinem
  Ibu Ermi Alfine Pardede

X.      Pengelola Majalah Mekar & Dok. Paroki                      
Informasi & Teknologi                                  : Bpk. Agus Luntoroyono
Data base Gereja                                       : Sdri. Fitriani Pinayungan
Koord. Pengelola Perpustakaan Paroki  : Ibu Patty Chriswandaru

XI.   Hubungan antar umat beragama                        : Bpk. Tadeus Sarno
Dan Kepercayaan                                      : Bpk. W.  Sidabuke (Stasi Kandis)
                                                                          Bpk. Hadden Sitinjak (Stasi Lingkaran)

XII. Kelompok Kategorial
-          Kelompok Kitab Suci                       : Ibu Rhema Hosana
-          Legio Maria                                      : Ibu Susana Melania Emy Sulanjari

-          San Egidio                                          : Ibu Maria Mardiana

Gereja Malaysia akan memasang kembali salib

01/06/2015
Gereja Malaysia akan memasang kembali salib thumbnail

Gereja di Taman Medan yang salibnya dibongkar menyusul protes bulan lalu akan memasang kembali salibnya di gedung itu, kata pendeta gereja itu.
Pendeta Paulus Packianathan dari Komunitas Gereja Pujian Petaling Jaya mengatakan bahwa para pemimpin Gereja telah memutuskan bahwa salib akan dipamasang kembali.
Dia juga mengatakan bahwa tidak ada yang bisa menolak simbol iman Kristen tersebut.
Pada 19 April, sekelompok dari 50 warga Muslim dari komunitas Taman Medan menggelar aksi protes di depan ruko dimana rumah ibadah itu terletak dan menuntut agar salib yang dipasang pada gereja itu  dibongkar.
Pendeta Victoria, istri Pendeta Paulus, yang mengadakan pelayanan hari Minggu lalu memutuskan untuk membongkar salib itu demi alasan keselamatan dan keamanan.
Menyusul insiden itu, Ketua Menteri Selangor Mohamed Azmin Ali meminta pihak Gereja untuk memasang kembali salib di depan gereja itu karena salib itu merupakan simbol Kristen.
Pemerintah Selangor juga menjelaskan bahwa pihak Gereja tidak perlu izin mengadakan kebaktian di ruko atau tempat bisnis, dan hanya memberitahukan kegiatan mereka kepada Dewan Urusan Agama Non-Islam negara itu.
Ketika ditanya apakah ia takut bahwa mungkin ada protes lebih lanjut jika salib dipasang kembali, Paulus mengatakan bahwa pertanyaan itu harus diajukan kepada pihak yang berwenang.
“Itu adalah pertanyaan bagi pemerintah, apa yang akan mereka lakukan jika ada protes lain,” katanya.
Dia menambahkan bahwa sebagai warga Malaysia, mereka hanya ingin hidup damai dan harmonis.
“Kami ingin hidup damai dengan semua orang dan tidak ingin dipersulit,” katanya, seraya menambahkan, “Salib itu adalah simbol kami dan tidak ada yang bisa menentang.”
Sumber: ucanews.com

Diskusi seru ‘seandainya Indonesia tanpa Katolik’

01/06/2015
Diskusi seru  ‘seandainya Indonesia tanpa Katolik’ thumbnail
Mgr Joseph Suwatan MSC

Seminar Pendidikan Politik “Seandainya Indonesia Tanpa Katolik” dibawakan oleh Pastor Prof Dr Eddy Kristiyanto OFM, dari Sekolah Tinggi Filsafat Driakarya Jakarta,  yang diselenggarakan Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Manado di Wisma Montini, Sabtu (30/5/2015) rupanya memancing antusiasme peserta.
Hampir semua tokoh Katolik  termasuk Maya Rumantir (bakal calon gubernur Sulawesi Utara), Benedikta Mokalu (bakal calon walikota Manado), Jimmy Asiku (bakal calon wakil walikota Manado), Cindy Wurangian (bakal calon walikota Bitung), Maria Pioh (bakal calon wakil walikota Tomohon), Sherly Mantiri (bakal calon walikota Tomohon) terlibat aktif dalam seminar tersebut.
Jimmy Asiku menyebut Manado dengan Katolik saja sekarang ini sudah hancur apalagi jika tanpa Katolik. Jalan rusak katanya tidak diperbaiki dan banyak penerangan jalan yang dibiarkan mati.
“Saya sebenarnya tidak mau ikut politik, usaha saya sudah bagus. Tapi ternyata dengan politik saya bisa membantu masyarakat mencapai kesejahteraannya,” katanya.
Sebagai seorang Katolik dan menerima pendidikan Katolik, ia sudah belajar banyak nilai Katolik yang bisa diterapkan dalam masyarakat. Ia semakin yakin karena semua anggota keluarganya sudah merestuinya untuk maju.
John Iroth, Ketua Kaum Bapa Katolik Kevikepan Manado mengatakan Indonesia tanpa Katolik hambar. Katolik baginya merupakan agama universal dengan nilai-nilai universal.
Ketua Dewan Pastoral Paroki Santo Fransiskus Xaverius Pineleng sekaligus wakil ketua Kaum Bapa Katolik Keuskupan Manado 2013-2017 Hoyke Makarawung malah memberikan pertanyaan menantang bagaimana seandainya Indonesia tanpa calon Katolik. Ia mengatakan calon Katolik harus memiliki integritas di samping kualitas  lain.
“Selanjutnya dukungan seperti apa yang harus dibuat. Misalnya, apa yang harus dilakukan di kotamadya dan daerah lain,” katanya.
Romo Eddy sendiri dalam seminar itu, berbagi pemaparannya dalam dua sesi. Ahli sejarah Gereja itu memberikan pengetahuan yang luar biasa tentang sejarah Gereja dunia dan dalam hubungannya dengan agama-agama lain.
Menurutnya, Indonesia tanpa Katolik bukan Indonesia. Sulut tanpa Katolik juga tidak bisa dipahami.
“Orang akan mampu menangkap inspirasi, jati diri Sulut jika dipahami sangat baik kekristenannya. Kita tidak mungkin memahami Papua, NTT tanpa kekristenan. Para misionaris masuk ke pedalaman dan pembangunan dimulai dari situ,” katanya.
Judul itu diambil, kata Romo Eddy, karena Indonesia sementara dihinggapi penyakit amnesia (penyakit lupa). Karena materialisme dan konflik kepentingan, manusia Indonesia gampang lupa akan unsur agama.
Pada bagian kedua, Romo Eddy berbicara tentang sejarah perjalanan Gereja. Akhirnya, ia menyimpulkan Gereja telah berperan dengan nilai-nilainya dalam perjalanan bangsa Indonesia dan Indonesia sebenarnya telah menjadi “rumah damai” bagi Katolik dan agama-agama  lain.
Uskup Manado, Mgr Joseph Suwatan MSC di akhir kegiatan mengapresiasi adanya suasana baru. Lima tahun sesudah pilkada yang lama, banyak umat awam secara menunjukkan minat dalam bidang politik.
“Demokrasi sementara tumbuh. Karena itu siapa saja yang mencalonkan diri tampilkan kualitas untuk memang ikut membangun Indonesia. Didiklah para pemilih dengan pendidikan politik. Pendidikan itu bukan hanya untuk para pemilih Katolik tapi juga non-Katolik,” katanya.
Sementara itu, Ketua Kerasulan Awam Keuskupan Manado, Pastor Fred Tawalujan meminta agar setiap buah pikiran dari setiap seminar yang dilaksanakan bisa dilanjutkan. Juga untuk seminar tentang “Seandainya Indonesia Tanpa Katolik” itu. (tribunmanado)